DAMAI SEJAHTERA DALAM TUHAN
Dk. James Lee – Gereja Subang Jaya, Malaysia Barat
Haleluya, di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus saya bersaksi tentang bagaimana keluarga saya percaya dan damai sejahtera yang kami dapatkan di dalam Tuhan.
Peristiwa ini terjadi di pertengahan tahun 1981 di Sitiawan, Perak. Ketika ibu saya sedang dalam perjalanan ke pasar, ia merasa sangat pusing. Biasanya ia mengendarai sepeda, tetapi pada hari itu ia tidak dapat bersepeda karena rasa pusing itu. Setelah ia kembali ke rumah, ia merasa sangat letih dan kehilangan nafsu makan. Ia segera pergi ke dokter, tetapi masalah kesehatannya tidak dapat diketahui. Namun dokter menyadari betul ibu saya tidak sehat karena wajahnya yang pucat.
MENGHADAPI IBLIS
Keluarga kami memegang keyakinan agama lain. Melihat ibu saya sakit, ayah saya pergi ke tempat ibadah untuk bertanya kepada pemimpin agama di sana. Kami diberitahukan bahwa ibu saya bertemu dengan hantu seorang laki-laki, yang diyakini bunuh diri dengan melompat ke dalam sumur di depan rumah kami 40 tahun yang lalu. Katanya, ibu saya bertemu dengan hantu itu ketika ia pergi keluar untuk menjemur pakaian di depan rumah kami.
Menurut pemimpin agama itu, hantu ini menyebabkan ibu saya jatuh sakit. Lalu ia memberikan sebuah jimat kepada ayah saya, dan jimat itu harus dibakar dan dicampur dengan air untuk diminum. Ayah saya mengikuti petunjuk pemimpin agama itu dan memberikannya kepada ibu saya untuk diminum. Namun hal itu tidak memberikan khasiat apa-apa bagi ibu saya. Ia bahkan menjadi lebih menderita dan tidak dapat tidur nyenyak. Ia mengeluh merasa sangat dingin dan jantungnya terasa dingin seperti es. Namun selama waktu itu, ia selalu mempunyai dorongan untuk meminta pertolongan dari surga. Ia tidak benar-benar tahu siapakah yang ia panggil, tetapi beberapa kali ia berseru, “Tuhan, tolong aku!”
BERTEMU DENGAN TUHAN
Karena ibu saya berada dalam keadaan seperti ini selama berbulan-bulan, ia tidak lagi sanggup melakukan sebagian besar pekerjaan rumah tangga. Karena itu, ia meminta bantuan nenek saya. Nenek saya tinggal di Sungai Siput dan di sana telepon jarang ditemukan. Untuk menghubungi nenek, ayah saya harus menelpon sanak saudara lain di Sungai Siput untuk memberitahukan nenek tentang masalah ini.
Demikianlah pengaturan dari Allah, secara kebetulan sanak saudara kami adalah jemaat Gereja Yesus Sejati. Setelah mengetahui penderitaan ibu saya, ia bertanya apakah ia boleh membawa beberapa pekerja kudus untuk mendoakan ibu saya. Karena kami tidak tahu lagi apa yang dapat kami lakukan, kami menerima tawarannya.
Beberapa hari kemudian, ia datang bersama dua diaken – satu dari Sungai Siput, dan satu lagi dari Sitiawan. Mereka mendoakan ibu saya selama setengah jam, dan karena dipenuhi oleh Roh Kudus, mereka berdoa dengan sangat keras. Kami merasa tidak nyaman mendengar doa itu. Namun segera setelah berdoa, kami dapat melihat raut muka ibu saya sudah sangat berbeda! Ia tidak lagi terlihat pucat, dan nafsu makannya pulih. Ia bahkan mengajak diaken dan sanak keluarga kami untuk makan siang. Sewaktu makan, ia dapat memakan semua makanan yang disediakan. Sejak saat itu, ibu saya dapat kembali hidup normal. Kami terus berdoa kepada Allah yang maha kuasa dan mulai mengikuti kebaktian. Setelah mencari kebenaran selama tiga bulan, ibu saya memutuskan untuk dibaptis.
Beberapa hari sebelum dibaptis, ibu saya merasa tidak nyaman. Pada suatu malam ia bermimpi. Dalam mimpi itu ia berada di dalam ruangan yang remang-remang. Tiba-tiba ia merasa ingin muntah. Ketika ia muntah, ia menggunakan kedua tangannya untuk menutupi mulutnya. Lalu ia merasakan sesuatu di tangannya dan pergi keluar ke tempat yang lebih terang untuk melihat apakah yang ada di tangannya. Secara mengejutkan, ia melihat bahwa ia sedang memegang jimat yang ia minum berbulan-bulan yang lalu. Setelah mimpi itu, ia merasakan jauh lebih baik.
SELURUH KELUARGA DI DALAM TUHAN
Sehari sebelum baptisan, ibu saya menerima Roh Kudus. Sukacita yang ia rasakan ketika menerima Roh Kudus tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Ia merasakan damai sejahtera yang berlimpah ruah dalam hatinya. Keesokan harinya, ibu, saudara perempuan, dan saya dibaptis. Ayah saya dibaptis tiga tahun kemudian.
Setelah percaya kepada Tuhan Yesus selama 20 tahun, pengujian dan penderitaan adalah hal yang tak pelak harus kami lalui. Namun kami mampu melalui semuanya itu oleh karena tuntunan Tuhan Yesus Kristus. Pengujian-pengujian ini mungkin membuat jasmani kami terluka, tetapi dengan bersandar pada Allah, kami mendapatkan penghiburan yang berlimpah dan damai sejahtera dalam hati kami. Kiranya segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.