“Biarlah doaku adalah bagiMu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti persembahkan korban pada waktu petang.”
Mazmur 141:2
Pernahkah Anda menganggap doa-doa Anda sebagai korban persembahan kepada Yesus?
Korban persembahan adalah persembahan yang diberikan seseorang kepada Tuhan, saat menyembah Tuhan ataupun saat penebusan dosa. Dalam Perjanjian Lama, persembahan seperti itu berupa penyembelihan terhadap seekor binatang supaya dosa seseorang dapat diampuni dan nama Tuhan dapat disembah dengan rasa takut dan hormat. Demikianlah kita harus berdoa kepada Tuhan. Kita perlu mengakui bahwa Dialah Tuhan yang Maha Kuasa, dan bahkan malaikat dan Serafim-pun datang padaNya untuk memuliakan namanya dan sujud menyembahNya. Kita perlu belajar untuk takut akan Allah dan mengerti bahwa kita datang ke hadapanNya dengan dosa dan aib. Saat ini, kita tidak perlu mempersembahkan korban sembelihan, namun kita perlu memohon pengampunanNya agar dosa-dosa tidak menghakimi kita. Ketika kita menyadari betapa kecil dan tidak pentingnya diri kita, maka hal terpenting–yaitu kasih Yesus–akan menjadi sasaran doa kita.
Pernahkah Anda menganggap doa-doa Anda sebagai korban persembahan kepada Yesus?
Korban persembahan juga berarti menyerahkan sesuatu yang berharga, dapat berupa sebuah benda, seseorang ataupun sebuah ide. Ketika Yesus Kristus datang ke dunia ini, Dia datang untuk menyerahkan nyawa-Nya untuk Anda dan aku. Apakah yang telah kita serahkan untuk Kristus? Mungkin kita belum merasakan penolakan secara fisik bagi Kristus, namun apakah kita sudah menolak keinginan pribadi ketika kita berdoa pada Tuhan? Jika kita datang ke hadapan Tuhan dengan pergumulan batin di hati, akan sulit bagi kita untuk mendengarkan suara-Nya. Kita harus menyerahkan diri kita pada ketentraman-Nya.Ketika kita tetap bersikeras untuk memaksakan keinginan pribadi kita, ini akan mengganggu keintiman rohani kita dengan Yesus, dan terlebih lagi, ini akan membuat kita semakin sulit untuk benar-benar berdoa dengan kepenuhan Roh. Ketika kita dengan sukarela mengorbankan keinginan-keinginan pribadi, kita melakukannya dengan tujuan untuk mendapatkan Yesus Kristus. Dengan demikian, berdoalah seakan-akan untuk mendapatkan persetujuan dari Yesus–berdoalah seakan-akan untuk mendapatkan kehendak dan rupa Kristus yang diwujudkan dalam kita.
Berdoalah dari dalam hati, dan berdoa dari kehausan dengan sumber mata air yang hanya dapat dipenuhi oleh Roh Allah. Buatlah setiap doa berharga. Pikirkan masak-masak sebelum Anda menutup mata Anda dan melipat tangan. Berdoalah seakan-akan untuk bernyanyi–sebab para penulis lagu tidak menciptakan lagu-lagu mereka secara harfiah melainkan dengan bijaksana, pengalaman hidup dan cinta akan seni. Dengan demikian, berdoalah dengan bijaksana, pengalaman, dan dengan kasih Kristus sebagai dahaga yang tidak terpuaskan! Inilah persembahan ukupan yang harum–suatu ukuran kerelaan korban persembahan Anda pada Tuhan. Kiranya Roh Tuhan selalu menggerakkan kita untuk selalu mempersembahkan doa-doa yang paling indah kepada Kristus Yesus, Tuhan kita.
Pernahkah Anda menganggap doa-doa Anda sebagai korban persembahan kepada Yesus?