Pada musim panas tahun 1992, para pekerja kudus yang dipimpin oleh pendeta mengunjungi gereja wilayah timur. Ketika mobil tiba di kampung halaman bapak pendeta, putrinya yang baru berusia 4 tahun ada di barisan depan dari para penyambut tamu. Suasana pertemuan ayah dan anak itu penuh dengan kegembiraan. Dan setelah semua orang selesai berdoa, pendeta bertanya kepada putrinya: “Apakah kamu merasa bahagia?” Setelah berpikir sejenak, putrinya menjawab: “Saya tidak merasa bahagia!” Pendeta merasa terkejut dan bertanya lagi: “Mengapa kamu tidak merasa bahagia?” Jawabnya: “Sebab Papa jarang berada di rumah…”
Memang, penyebab ketidakbahagiaan adalah karena ayahnya jarang berada di sisinya. Walaupun pertemuan sejenak itu dapat menghibur dan melepaskan perasaan rindu untuk sesaat, tetapi waktunya terlalu singkat!
Saudara-saudari, apakah Anda merasa bahagia? Ketika Anda sibuk dengan hal-hal dunia sehingga jarang mengikuti kebaktian, pernahkah terlintas dalam pikiran Anda untuk memohon agar Allah mau menuntun Anda masuk ke dalam hadirat-Nya, kepada Bapa Surgawi agar kita merasa bahagia? (Mzm. 43:3-4).
Ketika Anda sedang mengejar kesenangan dunia yang sifatnya sementara, pernahkah terlintas di dalam pikiran Anda untuk selalu berada di dalam Tuhan dan mengejar sukacita yang kekal! (ref.: Mat. 17:1-8; Ibr. 11:24-26).
Apabila Anda telah berada di rumah Bapa, marilah kita memeliharanya dan kita juga harus bersama-sama turut memperhatikan orang-orang yang jarang berada di rumah Bapa, orang-orang yang tidak bahagia (Luk. 15:11-32).