Saya ingin membagikan pengajaran yang didapat dari Kitab Rut.
Kita mungkin sudah mengenal baik cerita ini, dan akrab dengan kejadian saat Orpa memutuskan untuk meninggalkan Naomi dan tidak kembali bersamanya dan Rut ke tanah Yehuda. Saat saya masih kecil, saya seringkali menganggap Orpa sebagai “orang jahat” karena tidak mau ikut dengan Naomi.
Namun sekarang saat saya kembali membaca cerita ini, saya kemudian menyadari bahwa sesungguhnya Orpa memang mengasihi Naomi. Saya dapat merasakan kepahitannya saat ia menangis saat awalnya ia memutuskan untuk tetap ikut dan dapat merasakan kepedihannya saat ia akhirnya harus pergi meninggalkan mertuanya.
Sebenarnya saat kita membaca pasal pertama, kita melihat bahwa Orpa sebenarnya bersedia ikut kembali ke Betlehem bersama Naomi. Ia melakukan langkah-langkah pertama dalam perjalanan itu. Tetapi setelah Naomi mulai menceritakan tentang masa depan yang sulit kepada menantu-menantunya, Orpa akhirnya memutuskan untuk berbalik dan kembali ke tanah Moab.
Jadi apa hubungannya cerita ini dengan perjalanan kita bersama Allah? Alkitab telah menjelaskan kepada kita, bahwa perjalanan menuju surga akan penuh dengan kesulitan. Kita harus menyangkal diri sendiri, memikul salib, menghadapi ujian dan penderitaan. Kita harus menghancurkan keinginan daging dan kelemahan. Kita harus menguburkan manusia lama kita. Kita tidak dapat lagi mengejar hal-hal duniawi. Kita tidak dapat memberhalakan apa pun juga selain menyembah satu Allah yang sejati di dalam hati kita. Kita harus mengasihi musuh-musuh kita, meninggikan orang lain daripada diri sendiri. Dan mengambil bagian dalam pembangunan, peperangan, dan kesusahan dalam perjalanan menuju kerajaan Allah. Perjalanan kita tidak akan mudah.
Berapa sering kita berucap, “Aku mengasihi-Mu, Tuhan”? Berapa sering kita merasakan keinginan untuk berjalan bersama Tuhan? Tetapi sekedar niat saja tidak cukup. Niat tidak akan mengantarkan Anda ke gerbang surga. Bukankah Orpa juga mengasihi Naomi? Bukankah ia juga berkeinginan untuk melakukan perjalanan kembali ke Yehuda?
Kiranya saudara-saudari seiman dapat meneruskan perjalanan mereka bersama Tuhan. Saya berharap kita semua dapat menjadi seperti Rut. Saya berharap kita semua dapat bersandar pada Tuhan, dan dengan sepenuh hati mengucapkan kata-kata ini saat mendengar bahwa jalan menuju surga akan sulit: “Tuhan, janganlah desak aku meninggalkan Engkau dan pulang dengan tidak mengikuti Engkau; sebab ke mana Engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan aku akan tetap bersama-Mu bahkan hingga maut menjemputku.”