Pada larut malam, program TV memiliki pertunjukan yang penuh tipu daya : iklan komersil. Naskah ini didesain secara strategis sering kali berisi pencipta produk dan seorang artis diiklankan untuk menarik perhatian penonton dan mengundang mereka untuk membeli. Jika kamu menonton satu iklan sepenuhnya ,kamu akan melihat segudang trik yang cerdas: daftar keunggulan produk, ilustrasi cara penggunaan yang mudah, dan cerita dari orang yang berpindah memakai produk tersebut. Taktik tersebut cerdas dan bervariasi; namun untuk orang  yang kritis, taktik iklan tersebut tidak berlaku.

Alkitab mengibaratkan memberitakan Injil bagaikan menabur benih (Matius 13). Dan dalam perjalanan pribadi kita dengan teman dekat dan anggota keluarga, kita bertemu dengan beberapa penonton yang paling berkeras hati. Mereka bisa menjadi sangat kritis terhadap Injil seperti saat kebanyakan dari kita berhadapan dengan iklan komersil. Nampaknya tidak perduli langkah apa yang kita ambil untuk menyajikan Injil kepada mereka, mereka masih tidak akan percaya bahwa ada Tuhan, atau bahwa doktrin Gereja Yesus Sejati adalah benar.


Fakta demi fakta dapat disajikan pada pikiran seorang ateis. Tapi mereka mungkin melemparkan kembali fakta-fakta tersebut untuk mempertahankan posisi mereka sendiri. Anda dapat menunjukkan apa yang Alkitab katakan tentang keselamatan kepada seseorang, tetapi mungkin mereka masih bersikeras dengan keyakinan mereka sendiri.

Ketika dihadapkan dengan situasi seperti ini, apalagi yang bisa kita lakukan selain berlutut untuk berdoa? Kamu menunjukkan cinta Anda untuk teman dan keluarga dengan berdoa sungguh-sungguh. Allah akan mengingat semua air mata kita; tidak satu pun akan menjadi sia-sia. Hanya Tuhan yang bisa mematahkan hati yang keras dan menyelamatkannya dari neraka. Dia berjanji dalam Yehezkiel 36:26: “Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat”.

Tapi menabur dengan air mata bukanlah peristiwa satu malam, bisa selesai dan kemudian dilupakan. Justru upaya tersebut adalah upaya sehari-hari yang menunjukkan iman kita kepada Yesus Kristus, seperti Abraham yang berjalan setia mempercayai Allah dan Yusuf yang menunggu melalui tiga belas tahun pencobaan dengan kesabaran. Iman yang sejati kita tunjukkan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, marilah kita menabur dengan air mata. Dan mari kita menuai dengan bersorak-sorai ketika Allah mampu memenangkan hati mereka.