Menjadi Manusia Baru
Wu Yangdao – Sumber: Buku “Doktrin Roh Kudus” – Gereja Yesus Sejati
Alkitab mengajarkan kita bahwa menerima Roh Kudus menandakan:
- Adam yang lama, yang merupakan milik daging, menjadi Adam yang baru, yang merupakan milik Roh (1Kor. 15:22; Yoh. 3:3, 5; Kol. 3:9-10);
- Kita dibebaskan dari belenggu Iblis, dan menjadi milik Kristus (1Yoh. 5:19; Rm. 8:9-10)
- Kita tidak lagi menjadi budak dosa, tetapi menjadi anak-anak Allah (Gal. 4:4-7)
- Kita mendapatkan jaminan warisan surgawi (Ef. 1:13-14).
Ajaran-ajaran Alkitab ini menunjukkan betapa pentingnya peran Roh Kudus dalam kehidupan orang Kristen. Pengajaran yang paling penting adalah, Roh Kudus diperlukan untuk mendapatkan keselamatan kita.
Ayah saya meninggal di usia muda, dan begitu juga lima saudara laki-laki saya. Masa kecil saya penuh dengan kemiskinan dan penderitaan. Keluarga kami menyembah berhala, sehingga sejak kecil saya menemani Ibu dan saudara perempuan saya ke kuil di masa-masa upacara keagamaan. Setelah semakin dewasa, saya mengejar ketenaran dan harta, mengorbankan kesehatan saya. Kata-kata Paulus menggambarkan kehidupan yang saya jalani sebelum saya mengenal Kristus – saya “dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa [saya]. [Saya] hidup di dalamnya, karena [saya] mengikuti jalan dunia ini, karena [saya] mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka” (Ef. 2:1, 2). Saat berumur 29 tahun, saya bertemu dengan salah satu teman saya, Dr. Jiang, sedang membaca Alkitab.
Saya mengejeknya, “Kamu orang yang sangat berpendidikan. Mengapa kamu tertarik membaca Alkitab?”
Ia menjawab, “Kamu harus mencoba membacanya sendiri, lalu kamu akan menyadari betapa indahnya itu.”
Mendengarnya, saya mulai membaca Alkitab, dimulai dari Kitab Kejadian sampai Kitab Roma. Puji Tuhan, Ia membuka hati saya untuk memahami apa yang sedang saya baca. Saya tersentuh dengan beberapa ayat khusus. Contohnya, ketika saya membaca: “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat” (Rm. 7:19). Saya dapat mengenali pergumulan pribadi saya sendiri, dan ini menolong saya untuk mengetahui bahwa ada orang lain yang juga mengalaminya. Saya juga menemukan ayat: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Rm. 5:8). Ayat ini membuka mata saya untuk melihat kebesaran kasih Allah, dan ini menggerakkan saya untuk percaya kepada-Nya.
Pada saat itu, saya juga tertarik dengan ayat di dalam Alkitab yang membicarakan tentang Roh Kudus: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu” (Yoh. 14:16-17). Saya percaya dengan Roh Kudus dan kata-kata Yesus; tetapi di dalam pikiran saya terbit pertanyaan, bagaimana seseorang dapat mengetahui apakah ia menerima Roh Kudus? Saya bertanya dengan Dr. Jiang, tetapi ia mengakui tidak mengetahui jawabannya.
Belakangan saya melontarkan pertanyaan yang sama kepada beberapa teman Kristen, dan jawaban mereka, “Ketika kamu mengerti Alkitab dan melakukan perbuatan-perbuatan baik, ini menunjukkan bahwa kami telah menerima Roh Kudus.” Saya mendengarkan jawaban mereka, tetapi tidak sepenuhnya merasa puas. Tetapi puji Tuhan atas pengaturan-Nya. Ia segera menuntun saya untuk menemukan jawaban yang tepat.
Suatu hari, saya sedang duduk di sebuah kereta, saat saya melihat dua penumpang membicarakan tentang Alkitab. Saya melihat Alkitab mereka penuh dengan coretan dan garis bawah, sehingga memberikan kesan bahwa mereka sudah lama menjadi Kristen.
Saya bertanya kepada mereka, “Hari ini hari Sabtu, kalian mau pergi ke mana?” Mereka menjawab, “Kami memegang hari Sabat di hari Sabtu – kami pergi ke gereja.”
Kami bertiga mulai berdiskusi tentang hari Sabat, dan saya kemudian menyadari bahwa mereka sudah sangat terbiasa dengan ajaran Alkitab. Saya lalu bertanya, “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus?”
Salah satu di antara mereka, bernama Saudara Xu, menjawab, “Ya, saya menerima Roh Kudus setelah berdoa selama tiga tahun, sejak dibaptis dengan air. Bila kamu mau menerimanya, datanglah ke Gereja Yesus Sejati dengan kami untuk mempelajari kebenaran.
Saat saya mendengar undangan ini, saya merasa sangat gembira.
Saya pergi dengan kedua saudara ini ke Gereja Yesus Sejati di Lisan, dan saya bertemu dan berbincang dengan Diaken Chen. Ia menolong saya untuk memahami bahwa menerima Roh Kudus adalah pengalaman yang dapat dilihat dan didengar (ref. Kis. 2:33, 8:17-18, 10:46). Saya meminta untuk dibaptis, tetapi ia mendorong saya untuk mempelajari Alkitab lebih lanjut.
Akhirnya, tanggal 5 Agustus 1951 saya dibaptis. Setelah itu saya mulai berdoa dengan tekun tiga kali sehari memohon Roh Kudus, menggunakan kata-kata, “Haleluya! Puji Tuhan Yesus” (ref. Why. 19:5-6).
Tetapi satu bulan berlalu, dan saya masih belum mengalami apa-apa. Setaip kali pendeta membesuk, saya selalu bertanya, “Mengapa saya masih belum menerima Roh Kudus?”
Beberapa waktu kemudian, saya mengikuti KKR yang dipimpin oleh Penatua Jian dan Diaken Yang. Mereka mendorong saya, “Kami akan membantu Anda berdoa, tetapi Tuhan Yesus-lah yang memberikan Roh Kudus. Jadi Anda harus berdoa dengan tulus.”
Mendengarnya, saya memutuskan untuk berdoa di ruang doa saat istirahat makan siang. Di salah satu sesi doa, sekelebat saya dapat merasakan sebuah tiupan angin yang hangat melalui saya.
Pada satu sore, kira-kira jam enam, dua hamba Tuhan berdoa bersama-sama saya. Penatua Jian menumpangkan tangan ke atas kepala saya, dan tiba-tiba saya merasakan kekuatan turun ke atas kepala saya, dan turun ke seluruh tubuh saya. Saya merasa sangat gembira, seakan saya berada di surga. Saya juga dapat merasakan sesuatu yang seperti aliran air di dalam diri saya. Lalu lidah saya mulai berputar, dan saya mengucapkan kata-kata yang tidak saya mengerti (ref. Yoh. 7:37-38;
“Sebab kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Rm. 14:17). Setelah menerima Roh Kudus, saya menjadi orang yang baru. Hal pertama yang saya sadari, sekarang saya mengalami sukacita di dalam Roh. Rasa sukacita ini tak terkira – lebih baik daripada lulus ujian, menikah, atau menjadi ayah pertama kalinya. Sukacita ini sungguh ajaib, dan tidak berubah karena kejadian apa pun juga (Kis. 16:25). Anda hanya dapat memahaminya apabila Anda mengalaminya sendiri.
“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran” (Yoh. 16:13). Perubahan kedua adalah semangat akan Firman Allah. Saya mempelajari Alkitab, dan melalui pimpinan Roh Kudus, saya mulai mengerti perbedaan antara Firman Allah dengan hikmat manusia (Mat. 15:8-9). Dengan semangat ini, saya mulai bersaksi bagi Allah di setiap kesempatan.
“Yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus” (Rm. 15:16). Perubahan ketiga adalah sifat saya. Di masa lalu, saya mempunyai banyak kelemahan: temperamen buruk, tidak mau mengakui kesalahan, berbohong, sering kuatir, dan tidak mempunyai kedamaian. Puji Tuhan, setelah menerima Roh Kudus, saya meninggalkan ini semua, dam mulai menghasilkan buah Roh Kudus (Gal. 5:22-23).
Ada perkataan yang berbunyi: “Ilmu pengetahuan didasarkan pada percobaan ilmiah, sementara iman didasarkan pada pengalaman.” Kita perlu mengalami sendiri Roh Kudus, untuk merasakan karunia surgawi ini (Ibr. 6:4), yang hanya dapat ditemukan di Gereja Yesus Sejati.