SAUH BAGI JIWA
Segala Sesuatu adalah Sia-Sia
“Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia” (Pengkhotbah 12:8)
“Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia” (Pengkhotbah 12:8)
Apa yang menjadi kebahagiaan Anda? Mungkin ada orang yang secara spontan mengatakan, “Saya bahagia jika punya banyak uang, bisa makan yang enak atau pergi keliling dunia.” Mungkin ada juga yang berpendapat bahwa kebahagiaan dicapai dengan kedudukan dan pendidikan yang tinggi, kesehatan yang prima, serta penampilan yang oke. Benarkah kebahagiaan kita dapat dicapai dengan hal-hal ini?
Raja Salomo adalah anak dari Raja Daud yang diberi kesempatan dan berkat luar biasa oleh Tuhan. Di antara raja-raja di bumi, Salomo merupakan raja terkaya, raja yang sangat berhikmat, dan mungkin raja yang sangat puas–dengan penilaian manusia–karena memiliki 700 istri dan 300 gundik. Untuk orang dunia, hal-hal tersebut merupakan suatu pencapaian yang luar biasa. Namun, di akhir hidupnya, dia mengatakan bahwa segala sesuatu adalah sia-sia. Bahkan tulisan-tulisannya menasihatkan banyak kepada kita bahwa kita harus tahu arah dan tujuan hidup yang benar, agar tidak menjadi sia-sia.
Pengkhotbah 12:1 mencatatkan, “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: ‘Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!’” Salomo menuliskan hal ini ketika dia sudah tidak muda lagi. Dalam pasal 12 ini, Salomo menasihati generasi muda untuk mengutamakan Tuhan, bukan kenikmatan dunia, agar hidup tidak menjadi sia-sia. Oleh karena itu, jangan sampai kita salah dalam menentukan prioritas hidup.
Namun, di zaman era teknologi yang semakin canggih ini, unsur-unsur negatif dapat dengan mudah berdampak pada pertumbuhan rohani kita. Hal ini terbukti dengan ketertarikan kita pada gadget. Sebagian orang dapat menghabiskan waktunya belasan jam sehari dengan gadget-nya, tapi lupa untuk meluangkan waktu demi penyempurnaan rohaninya–meski hanya beberapa menit. Jika kita terus berlaku demikian, maka ada kemungkinan kita akan menomorduakan Tuhan dan lebih mementingkan hal-hal duniawi.
Seharusnya hidup kita ini untuk senantiasa mengingat Tuhan. Maka, kita harus memanfaatkan waktu yang masih kita miliki ini dengan memberitakan Injil keselamatan dan menjadi pelaku firman. Kita juga dapat menggunakan apa yang kita miliki untuk memuliakan nama Tuhan, baik waktu, pikiran, tenaga, harta, ataupun persembahan lainnya. Dengan demikian, hidup kita akan menjadi berarti dan waktu kita tidak terbuang dengan percuma.
Hari ini kita diingatkan untuk tidak membuat hidup kita dihabiskan hanya untuk mengejar kesia-siaan dalam dunia. Salomo mengingatkan kita untuk selalu mengingat Tuhan. Kiranya kita tidak lupa untuk mengerjakan penyempurnaan rohani agar hidup kita tidak menjadi sia-sia. Kiranya Tuhan Yesus selalu menyertai kita. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 27-28 Desember 2025
1. Bacalah renungan “SEGALA SESUATU ADALAH SIA-SIA”
2. Ceritakanlah tekad Anda di tahun 2026 untuk membuat hidup Anda semakin bermakna lagi dan semakin memuliakan Tuhan. Setiap anggota keluarga boleh berbagi.
3. Berdoalah bersama-sama. Mengucap syukurlah atas tahun 2025 dan mohonlah penyertaan Tuhan di tahun 2026.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.