SAUH BAGI JIWA
Pencemar Hati
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan…” (Amsal 4:23a)
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan…” (Amsal 4:23a)
Hati adalah sesuatu yang rumit. Hati mampu menjadi sumber kekuatan yang luar biasa, tapi juga bisa menuntun kita ke arah yang salah dan mematikan. Segala sesuatu dapat ‘terasa’ benar tapi juga sepenuhnya salah. Hati kita dapat berbohong. Emosi tampaknya dapat ‘menyinari’ keadaan kita dari berbagai sudut dan dapat memberi tahu kita apa yang ingin kita dengar, alih-alih kebenaran.
Meskipun begitu, hati juga bisa menjadi sumber kehidupan (Ams 4:23). Untuk itu, kita harus terus mengevaluasi kemurnian hati kita dan memohon kepada Tuhan untuk menyingkapkan sikap dan hawa nafsu kita yang salah sehingga kita dapat menyingkirkannya. Kita juga perlu berwaspada akan hal-hal yang dapat mencemari hati kita.
Hal pertama adalah keberahian. Tuhan adalah Allah yang pencemburu. Dia tidak ingin kita mencintai seseorang atau sesuatu lebih daripada kita mencintai-Nya, karena hal tersebut akan menjadi suatu pemberhalaan. Hal ini termasuk ketika kita mencintai seseorang. Kita cenderung membangun orang itu dalam imajinasi kita sebagai sosok yang sempurna. Namun kita harus ingat bahwa tidak ada hubungan manusia yang dapat sepenuhnya memuaskan kita. Jangan meninggikan seseorang di atas Tuhan, tapi berikanlah kepada-Nya hati yang tidak bercabang. Temukanlah apa yang menyenangkan hati-Nya, bukan mengidolakan seseorang.
Pencemar yang kedua adalah hawa nafsu. Allah sedih dan muak dengan hawa nafsu kita. Ketika kita dikuasai hawa nafsu, kita mengesampingkan kehendak Tuhan dan memuaskan diri dengan cara-cara yang membawa kehancuran rohani. Ada banyak contoh yang dapat menggambarkan hal ini, misalnya pemuasan diri dalam hubungan yang tidak sehat, mengutamakan pengumpulan harta secara berlebihan, mengutamakan popularitas, dan sebagainya. Kita harus ingat bahwa semua keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup bukan berasal dari Bapa (1 Yoh 2:16). Maka, hindarilah hal-hal yang mendorong hawa nafsu.
Pencemar hati yang selanjutnya bisa jadi tidak kita sadari, yaitu sikap mengasihani diri sendiri. Sadar atau tidak, sikap mengasihani diri sendiri ini dapat menjauhkan kita dari Tuhan. Mengeluh akan keadaan yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan tidak membuat Tuhan terkesan. Menaati-Nya dengan sukacitalah yang membuat-Nya terkesan. Jangan mendasarkan kebahagiaan kita pada bagaimana kita membandingkan diri dengan orang lain. Tanyakanlah pada diri sendiri: apakah kita benar-benar kekurangan atau hanya menginginkan sesuatu?
Dengan menyerahkan segala pencemaran hati kepada Tuhan dan memohon bimbingan-Nya, kita dapat dipulihkan dan dikuatkan untuk hidup sesuai kehendak-Nya. Ingatlah bahwa hanya Tuhan yang dapat sepenuhnya memenuhi kita, sehingga kiranya kita tidak mencari kepuasan dalam hal-hal duniawi. Biarlah hati kita menjadi wadah yang memuliakan Tuhan dan dipenuhi dengan kasih, kebenaran, serta kesetiaan kepada-Nya. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 8-9 November 2025
1. Bacalah renungan “PENCEMAR HATI”
2. Pikirkanlah contoh dalam kehidupan sehari-hari, bagaimanakah seseorang yang hatinya dicemarkan oleh hawa nafsu duniawi? Setiap anggota keluarga boleh berbagi.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu kita untuk dapat menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.