SAUH BAGI JIWA
Hati adalah Pusat Kehidupan
Bacaan Alkitab Harian –
“Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu” (Lukas 22:3)
“Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu” (Lukas 22:3)
Yudas Iskariot adalah seorang rasul. Dia telah terpanggil dan terpilih. Namun sayang, Yudas menyia-nyiakannya. Karakter buruk Yudas, ketamakannya akan uang, dan ketidak-seriusannya menanggapi ajaran Yesus telah membawanya pada penyesalan dan kematian yang tragis.
Sebagai murid, Yudas pasti lebih banyak mendengar perkataan Yesus dan lebih mengenal Yesus daripada orang lain. Dia juga telah melihat banyak mukjizat yang dilakukan Yesus. Tapi semua itu tetap tidak dapat mengubahnya menjadi baik.
Kisah Para Rasul 28:26 menuliskan, “Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.” Seperti inilah Yudas. Kedekatannya secara fisik dengan Yesus tidak mampu mengubah Yudas, karena hatinya telah dikuasai oleh Iblis.
Hal ini sangat penting untuk kita renungkan. Janganlah kita menganggap bahwa karena kita telah rajin pergi ke gereja, rajin mendengarkan firman, rajin melakukan pelayanan, maka kita pasti adalah orang yang saleh. Jika semua itu tidak kita lakukan dengan kesungguhan dan ketulusan hati, semua itu dapat menjadi sia-sia dan tidak dapat membuahkan apa-apa.
Aktivitas secara fisik bukanlah hal yang terpenting, melainkan hati yang rindu dan terbuka untuk menerima firman, untuk membangun hubungan dengan Tuhan, dan untuk melayani-Nyalah yang penting. Dengan demikian, barulah firman dapat mengubah kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih rohani. Kita akan memiliki hati yang lembut, mudah dibentuk, dan peka akan dosa. Peringatan kecil dari Tuhan akan membuat kita sadar. Tidak seperti Yudas yang tetap tidak mau berbalik meskipun Yesus telah jelas-jelas menunjuknya sebagai orang yang akan berkhianat.
Pelajaran lainnya yang dapat kita petik dari Yudas adalah janganlah kita mendua hati. Yesus pernah berkata, “Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Luk 16:13). Maka, Penatua Yakobus pun menasihatkan dalam Yakobus 4:8. “Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!”
Yudas adalah orang yang mendua hati. Di satu sisi, dia mengabdi kepada Yesus, tapi di sisi lainnya, dia juga cinta uang. Kecintaannya akan uang inilah yang menjadi jerat baginya dan membuatnya menjadi alat Iblis. Maka, penting bagi kita untuk menjauhi ketamakan akan uang. Di zaman yang sulit ini, uang memang sangat diperlukan, karena uang dapat mempermudah banyak hal. Namun, waspadalah! Jangan sampai kita memberikan tempat pijakan bagi Iblis dengan mencintai uang dan bergantung kepadanya.
Kiranya apa yang dialami oleh Yudas dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Ketika Yudas melihat Yesus dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Pada waktu itu, barulah ia menyadari dosanya, yaitu telah menyerahkan orang yang tidak bersalah. Namun, penyesalan selalu datang terlambat. Agar kita tidak menyesal seperti Yudas, jagalah hati kita dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (Ams 4:23). Tuhan Yesus memberkati kita.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Rencana untuk membunuh Yesus
1 Hari raya Roti Tidak Beragi, yang disebut Paskah, sudah dekat.
2 Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan, bagaimana mereka dapat membunuh Yesus, sebab mereka takut kepada orang banyak.
Yudas mengkhianati Yesus
3 Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu.
4 Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka.
5 Mereka sangat gembira dan bermupakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya.
6 Ia menyetujuinya, dan mulai dari waktu itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka tanpa setahu orang banyak.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
