SAUH BAGI JIWA
Bertindak Sebelum Terlambat
“Jika ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera tidak akan berhasil.” (Pengkhotbah 10:11)
“Jika ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera tidak akan berhasil.” (Pengkhotbah 10:11)
Bertindak sebelum terlambat merupakan sebuah semboyan yang memberikan sebuah peringatan atau pengajaran kepada kita untuk menggunakan kesempatan yang ada sebaik-baiknya. Sebab ketika kesempatan itu sudah lewat dan kita terlambat, maka tidak ada yang dapat kita raih, bahkan mungkin kita dapat mengalami kerugian yang besar. Inilah juga yang disampaikan dalam kitab Pengkhotbah, “Jika ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera tidak akan berhasil.”
Pawang ular merupakan sebuah profesi yang mempunyai keahlian khusus dalam menangkap dan mengendalikan ular, termasuk ular-ular berbisa. Pada saat sekarang ini, keahlian tersebut bisa didapatkan dengan mempelajari ilmu pengetahuan, misalnya dengan mempelajari perilaku ular melalui penelitian-penelitian atau uji coba.
Hal ini berbeda dengan zaman dahulu, di mana seorang pawang ular diyakini mempunyai keahlian mengendalikan ular karena keterkaitannya dengan dunia roh. Oleh karena itu, ketika pawang ular bekerja, ia akan mengucapkan mantra-mantra tertentu sesuai dengan pelajaran yang ia dapatkan sebelumnya. Jika ular berbisa yang hendak ditangkap tersebut memagut seseorang sebelum pawang tersebut mengucapkan mantra untuk menjinakkan, maka mantra-mantra itu dianggap tidak ada gunanya lagi. Semuanya sudah terlambat dan pawang ular tersebut dianggap mengalami kegagalan.
Pengkhotbah melalui ayat emas kita pada hari ini mengingatkan kita bahwa jika sudah terlambat, maka tidak ada gunanya lagi pengetahuan yang kita miliki. Karena kita tidak tahu berapa lama lagi kesempatan yang masih Tuhan berikan kepada kita, beritakanlah Injil dari sekarang dan jangan menunda-nunda lagi.
Gereja melalui program-programnya mendorong semua jemaat untuk lebih giat lagi dalam memberitakan Injil. Pemberitaan ini dilakukan kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan Yesus dan yang belum menerima janji keselamatan dari-Nya. Salah satu alasannya adalah karena tanda-tanda akhir zaman sudah semakin nyata. Ini berarti waktu akhir sudah semakin dekat.
Cara-cara memberitakan Injil sekarang sudah semakin beragam. Penginjilan bukan lagi hanya sebatas dengan perkataan-perkataan yang diucapkan dengan mulut, tapi bisa dilakukan menggunakan kemajuan teknologi. Kita dapat melakukannya dengan cara membagikan renungan, ayat emas, ataupun rekaman khotbah.
Kemajuan teknologi ini dapat mempermudah kita dalam melakukan penyebaran Injil. Maka, gunakanlah sebanyak mungkin kesempatan untuk memberitakan Injil, sehingga ada semakin banyak orang yang mendapatkan penebusan darah Tuhan Yesus Kristus. Jangan sampai nanti kita menyesal karena sudah terlambat waktunya bagi mereka untuk menerima janji keselamatan.
Banyak jemaat yang berpikir bahwa untuk memberitakan Injil, seseorang harus menguasai dahulu ayat-ayat dalam Alkitab, mempelajarinya, dan menguasai teknik-teknik penginjilan. Mungkin kita berpikir kita harus menguasai cara berbicara, cara menyampaikan firman Tuhan, atau bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin ditanyakan.
Kiranya Tuhan menyertai kita dalam perjalanan pengabaran Injil ini. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 18-19 Oktober 2025
1. Bacalah renungan “UANG BUKANLAH SEGALANYA”
2. Menurut Anda, bagaimanakah seseorang yang menjadi “hamba uang”? Lalu bagaimanakah seharusnya sikap kita sebagai orang percaya? (Bacalah referensi dalam Ibrani 13:5).
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat selalu bersyukur dan mencukupkan diri dengan apa yang telah Tuhan beri.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.