SAUH BAGI JIWA
Waspada terhadap Penularan
“Demikianlah mereka menempatkan bagi mereka sendiri patung pahatan yang telah dibuat Mikha itu, dan patung itu ada di sana selama rumah Allah ada di Silo.” (Hakim-Hakim 18:31)
“Demikianlah mereka menempatkan bagi mereka sendiri patung pahatan yang telah dibuat Mikha itu, dan patung itu ada di sana selama rumah Allah ada di Silo.” (Hakim-Hakim 18:31)
Ketika seseorang sedang sakit, biasanya ia akan memakai masker. Salah satu tujuannya adalah agar ia tidak menulari orang lain dengan penyakitnya. Inilah yang kita alami ketika pandemi COVID-19 di beberapa waktu yang lalu. Kita semua dianjurkan untuk menggunakan masker agar kita tidak menulari ataupun tertular oleh penyakit ini, karena penyebaran virus ini dapat terjadi dengan begitu cepat. Memang, jika suatu penyakit tidak ditangani secara cepat dan tanggap, maka penyakit tersebut dapat menyebar dari satu orang ke banyak orang dengan mudah.
Dalam kitab Hakim-Hakim, kita dapat menemukan seseorang yang bernama Mikha. Ia membuat kuil, patung, bahkan hingga mentahbiskan imamnya sendiri. Pada zaman itu, memang tidak ada raja di antara orang Israel, sehingga setiap orang melakukan apa pun yang menurut pandangan mereka baik. Sehingga, dosa penyembahan berhala pun ada dalam zaman ini.
Namun celakanya, perbuatan dosa Mikha ini tidak berhenti dalam lingkungan sekitarnya saja. Salah satu suku Israel, yaitu suku Dan, melihat perbuatan Mikha ini dan turut mengikutinya. Mereka mengambil patung-patung berhala Mikha. Mereka juga membawa pergi imam yang Mikha tahbiskan—yang sesungguhnya juga berbuat tidak setia kepada Tuhan. Suku Dan membawa itu semua ke Lais untuk menyerang dan menduduki kota tersebut. Dengan demikian, perbuatan penyembahan berhala dari satu orang meluas menjadi satu suku.
Seperti sebuah penyakit yang menular, dosa pun harus segera ditangani dan dihentikan agar tidak meluas semakin jauh dan menyebar ke orang lainnya. Sedikit ragi dapat mengkhamiri seluruh adonan (1 Kor. 5:6). Sedikit dosa dapat membuat banyak orang turut jatuh ke dalam dosa. Maka, kita harus berusaha untuk segera menghentikan dosa ini sebelum pada akhirnya orang lain ikut terjerat dalam dosa yang sama.
Marilah kita renungkan: Apakah kita mempunyai suatu kebiasaan buruk atau perilaku dosa yang perlu kita benahi? Jangan sampai kitalah yang menjadi ‘biang kerok’ yang membuat orang lain ikut terjerumus dalam dosa. Di sisi lainnya, apabila kita melihat ada orang lain yang berbuat dosa, marilah kita mencoba untuk menegur atau mengingatkannya dengan kasih. Selain itu, kita harus berusaha agar tidak terpengaruh oleh perbuatan dosa mereka (Gal. 6:1).
Kita perlu segera menghentikan perbuatan dosa sebelum tertular ke banyak orang lainnya. Misalnya dalam perkataan. Apakah kita masih sering berkata kasar atau membicarakan keburukan tentang orang lain? Kiranya kita dapat segera membuang kebiasaan buruk ini sebelum orang lain mengikutinya. Dan apabila ada orang lain yang berbuat hal ini, kiranya kita dapat saling mengingatkan dan tidak mengikuti perilaku mereka.
Dengan kondisi penularan dosa yang cepat ini, tetaplah berjaga-jaga dan berdoa. Dengan demikian, kiranya kita tidak menularkan dosa kepada orang lain dan kiranya kita juga tidak tertular dosa dari orang lain. Tuhan Yesus menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 27-28 September 2025
1. Bacalah renungan “WANI PIRO?”
2. Apa yang menjadi motivasi Anda dalam melayani Tuhan? Setiap anggota keluarga dapat berbagi pendapatnya.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat dengan tulus melayani Tuhan.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.