SAUH BAGI JIWA
Menghargai Waktu dan Kesempatan
“Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba” (Pengkhotbah 9:12)
“Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba” (Pengkhotbah 9:12)
Ya, kita memang tidak pernah mengetahui saat dan waktu. Kita tidak tahu apa yang akan kita alami nanti. Bahkan apa yang akan terjadi sedetik lagi, kita tidak tahu. Banyak orang yang meninggal secara tiba-tiba, baik itu karena kecelakaan, sakit-penyakit, maupun musibah. Bukan hanya orang yang sudah tua, tapi bahkan bayi pun tidak terluput ketika maut datang menghampiri mereka. Demikianlah kehidupan setiap manusia. Tidak satu pun dari kita tahu kapan kehidupan kita di dunia ini akan berakhir.
Karena itulah Pengkhotbah menyarankan agar kita menikmati hidup setelah berjerih lelah di bawah matahari. Ia juga mendorong kita untuk mengusahakan segala sesuatu dengan sekuat tenaga selama masih hidup (Pkh 9:9-10).
Kemalangan dan kematian mengintai kita setiap saat. Oleh karena itu, kita harus benar-benar menggunakan waktu dan kesempatan dengan baik. Maka, tidaklah berlebihan jika Rasul Paulus memberikan nasihat ini: “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif” (Ef 5:15). Pergunakanlah waktu yang ada ini untuk melakukan segala sesuatu yang berguna dan membangun, terutama yang berguna dan membangun untuk iman kerohanian kita. Jangan sampai kita memboroskan waktu untuk hal-hal yang tidak berarti dan sia-sia.
Jadi, daripada kita menghabiskan waktu kita hanya dengan menonton televisi, bermain games, membaca novel, atau bergosip, lebih baik kita perbanyak waktu kita untuk berdoa, membaca Alkitab, mendengarkan firman Tuhan, dan sharing tentang hal-hal rohani. Mungkin kita menganggap hal ini klise atau kegiatan yang membosankan. Tapi jika kita terus melakukannya, maka hal ini akan menjadi kebiasaan. Lambat-laun kita akan merasakan manfaatnya dan mulai menyukainya, sehingga aktivitas rohani tersebut tidak lagi menjadi sebuah beban, melainkan sebuah kebutuhan. Tanpanya, kita akan merasa ada yang kurang. Jadikanlah aktivitas rohani sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Sesungguhnya makanan dan minuman rohani lebih penting daripada makanan dan minuman jasmani.
Ketika kita mengisi hari-hari hidup kita dengan kegiatan yang bermakna dan membangun kerohanian, maka itu sama artinya dengan kita sedang melakukan perintah Tuhan untuk berjaga-jaga. Matius 25:13 memberikan kita sebuah peringatan, “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.” Peringatan untuk berjaga-jaga ini berulang kali telah kita baca dan dengar, tapi apakah kita menanggapinya dengan serius? Atau apakah jangan-jangan kita hanya menanggapinya sambil lalu, acuh tak acuh, dan segera melupakannya?
Ingatlah bagaimana Esau meremehkan hak kesulungannya dan menjualnya hanya dengan semangkuk kacang merah. Ia tidak bisa mendapatkan hak itu kembali walaupun dengan tangisan dan rasa penyesalan yang dalam. Demikian juga dengan waktu dan kesempatan yang kita miliki sekarang–tidak akan dapat terulang. Jadi, jangan sampai kita menyesal. Tuhan Yesus menyertai kita semua. Haleluya.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 13-14 September 2025
1. Bacalah renungan “MENGHARGAI WAKTU DAN KESEMPATAN”
2. Bagaimanakah Anda dapat lebih baik lagi dalam mengisi hari-hari dengan kegiatan yang bermakna dan membangun kerohanian? Setiap anggota keluarga dapat berbagi pendapatnya.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat menggunakan waktu yang kita miliki dengan bijaksana.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.