SAUH BAGI JIWA
Kasih Sepanjang Masa
Bacaan Alkitab Harian –
“Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia” (Lukas 15:20)
“Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia” (Lukas 15:20)
Kita sering mendengar ungkapan kasih ibu sepanjang masa. Orang tua, baik ayah maupun ibu, menunjukkan kasih kepada anaknya dengan cara yang berbeda-beda. Kasih sayang tersebut dapat ditunjukkan melalui perhatian sehari-hari sampai mendukung cita-cita sang anak melalui pendidikan. Bahkan pada saat seorang anak telah dewasa, orang tua tetap peduli, memastikan anaknya cukup makan dan istirahat.
Salah satu bentuk terbesar dari kasih orang tua adalah pengorbanan yang mereka berikan kepada anaknya. Orang tua rela mendahulukan kebutuhan anaknya, seperti memastikan anak makan cukup sebelum mereka makan. Ketika anak butuh untuk menempuh tingkat pendidikan yang lebih tinggi, orang tua akan mengusahakannya. Kemudian bila sang anak berbuat salah, orang tua umumnya tidak segan untuk memaafkan anaknya, meskipun sang anak telah menyakiti hati orang tuanya berulang kali.
Di dalam Alkitab, ada sebuah kisah mengenai anak yang hilang. Anak tersebut meminta warisan dari ayahnya dan lari dari rumah untuk bersenang-senang dengan harta yang dimilikinya. Setelah ia sadar bahwa kehidupan yang ia jalani semakin berat dan betapa besar kasih ayahnya selama ia di rumah, ia memutuskan untuk pulang. Sang anak mengira ayahnya tidak akan menerimanya lagi, tapi sebaliknya ia disambut dengan hangat.
Perumpamaan tentang anak yang hilang ini menggambarkan kasih Tuhan kepada manusia. Tuhan adalah Bapa kita dan kita adalah anak-anak-Nya. Sebagai manusia, kita lemah dan mudah jatuh ke dalam dosa meskipun kita tahu akan kebenaran (Rm 7:18-19). Sama seperti anak yang hilang, kita sering kali terseret oleh keinginan daging. Dalam bahasa Inggris, kehidupan sang anak saat ia jauh dari ayahnya disebut sebagai ‘living prodigally’. Sebutan itu maksudnya adalah hidup secara sembrono, tanpa memikirkan akibatnya, dan memboroskan apa yang sudah ada karena kurang menyadari nilainya. Kita juga mungkin sering berlaku demikian, yaitu secara sembrono dan tanpa memikirkan dampaknya.
Sekarang ini, apakah kita menyadari bahwa Tuhan telah memberikan sesuatu yang berharga bagi kita? Hubungan Tuhan dengan kita adalah sesuatu yang bernilai dan tidak tergantikan oleh apa pun. Ketika kita tidak menuruti perintah Tuhan atau mengabaikan kehadiran-Nya dalam hidup kita, sedikit demi sedikit kita sudah mengikis tali hubungan kita dengan Tuhan. Jangan sampai kita menjadi jauh dari-Nya dan ketika permasalahan datang, kita baru menyadari bahwa hidup dalam perlindungan Tuhan sesungguhnya penuh kasih dan berkat.
Namun, apabila kita sudah jauh dan kita menyadarinya, kiranya kita dapat menyingkirkan keraguan untuk kembali kepada Tuhan. Datanglah kepada Tuhan tanpa ragu dan dengan rendah hati akuilah kesalahan kita.
Kasih Tuhan kepada kita seperti kasih seorang bapak kepada anaknya. Tuhan selalu siap menyambut kita kembali dengan penuh sukacita dan pengampunan, tidak peduli sejauh apa pun kita pernah tersesat. Seperti sang ayah yang berlari memeluk anaknya yang hilang, Tuhan pun rindu untuk memeluk dan mengangkat kita kembali ke dalam kasih-Nya. Mari kita selalu merespons kasih Tuhan yang besar ini dengan hidup dalam pertobatan dan rasa syukur. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
11
Yesus berkata lagi: “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
12Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
13Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
14Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat.
15Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
16Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.
17Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
18Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
19aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
20Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
21Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
22Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
23Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
24Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
25Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
26Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
27Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
28Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
29Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
30Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
31Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
32Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
