SAUH BAGI JIWA
Kubur Yang Tidak Memakai Tanda
“Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya” (Lukas 11:44)
“Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya” (Lukas 11:44)
Dalam tradisi Yahudi, menyentuh kuburan akan membuat seseorang najis selama tujuh hari lamanya (Bil 19:16). Oleh karena itu, untuk mencegah hal ini, agar orang tidak sengaja menginjak atau memegang kuburan, maka pemimpin Yahudi mengecat batu nisan dengan warna putih atau mengapuri kuburan dengan warna putih.
Dalam Lukas 11:44, Tuhan Yesus mengecam orang-orang Farisi, dengan mengatakan, “Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya.”
Orang-orang Farisi ini dari luar tidak tampak berbahaya secara rohani, namun sesungguhnya mereka justru dapat membuat orang lain najis secara rohani. Hidup mereka penuh dengan kemunafikan dan kepalsuan, seperti kuburan tak bertanda, yang diam-diam dapat mencemari siapa saja yang dekat dengan mereka.
Sebagai contoh, mereka beribadah hanya untuk mencari pujian dan untuk mendapatkan penghormatan dari manusia, bukan untuk memuliakan Allah (Mat 23:5-6). Mereka juga membuat banyak aturan dan menuntut agar orang lain menaatinya, tapi mereka sendiri tidak melakukannya (Mat 23:4). Pada intinya, mereka terlihat suci dan benar dari luar, namun hati mereka tidak tulus dan mengandung dosa.
Kemunafikan bukan hanya beracun untuk diri kita saja, namun juga untuk orang lain. Tanpa sadar, kita malah dapat menyesatkan orang lain dengan racun kemunafikan dan kepalsuan.
Maka, marilah kita selidiki hati dan diri kita: Apakah kita ini bagaikan kuburan yang tak bertanda atau apakah kita telah mencerminkan Kristus dalam hidup kita?
Ketika kita melakukan pelayanan di gereja, kiranya semuanya itu kita lakukan bukan untuk mencari pujian atau pengakuan dari orang lain, namun untuk memuliakan Tuhan. Serta saat kita memberikan nasihat kepada orang lain, kiranya kita sendiri pun melakukannya–bukan hanya menuntut.
Matius 23:27-28 menuliskan: “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.”
Kiranya kita tidak seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang Tuhan kecam ini. Kiranya baik dari luar maupun dari dalam, kita melakukan apa yang benar dan dengan hati yang tulus.
Teruslah berdoa dan memohon pimpinan Roh Kudus agar kita memiliki hidup yang benar, hidup yang berkenan di hadapan Tuhan, bukan hidup bagaikan kubur yang tidak memakai tanda. Kiranya Tuhan Yesus menyertai kita selalu.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal : 16-17 Agustus 2025
- Bacalah renungan “KUBUR YANG TIDAK MEMAKAI TANDA”
- Berikan contoh seperti bagaimanakah ibadah (atau pelayanan) yang dilakukan dengan kemunafikan? Setiap anggota keluarga dapat berbagi pendapatnya.
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat dengan hati yang tulus beribadah dan melayani Tuhan.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.