SAUH BAGI JIWA
Pikirkan Perkara yang di Atas
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 27 Jul 2025
“Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kolose 3:2)
“Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kolose 3:2)
Ayat ini telah sering kita dengar atau baca. Bahkan mungkin banyak di antara kita telah menghafalnya di luar kepala. Tapi sayangnya, mempraktikkannya tidak semudah mengucapkan atau mengingatnya.
Banyak yang berdalih, “Kita kan masih hidup di dunia. Mana mungkin kita bisa mengabaikan urusan kita di bumi? Bagaimana mungkin kita tidak khawatir ketika terjadi resesi? Bagaimana mungkin kita tidak khawatir jika penyakit tidak kunjung sembuh, malah semakin parah? Hidup akan menjadi begitu membosankan jika kita hanya ibadah dan melakukan aktivitas rohani. Hidup hanya sekali, maka kita harus bersenang-senang dan menikmatinya ketika masih bisa!” Banyak sekali alasan yang bisa kita ungkapkan untuk menghindar atau membela diri.
Sedangkan orang yang lebih rohani akan berkata, “Saya tahu bahwa dunia ini fana. Semua yang ada di dunia ini akan kita tinggalkan. Sebenarnya saya juga mau fokus pada perkara rohani, tapi saya belum bisa, mungkin nanti.”
Sebenarnya, agar benar-benar fokus pada perkara rohani, kita memerlukan tekad yang kuat, usaha keras, dan banyak pengorbanan. Bahkan pada awalnya, kita mungkin perlu memaksa diri sampai kita menjadikannya sebagai kebiasaan dan gaya hidup.
Rasul Paulus menasihati kita dalam
Untuk dapat berfokus kepada perkara-perkara rohani, kita harus memposisikan diri seperti seorang prajurit atau seorang olahragawan yang sedang berjuang untuk menang. Baik prajurit maupun olahragawan, keduanya terus berlatih dan berlatih. Mereka hanya berfokus pada satu tujuan, yaitu memperoleh kemenangan. Agar dapat menang, mereka harus berkonsentrasi di bidang mereka masing-masing dan terus berlatih. Mereka terus mengasah kemampuan dan memikirkan strategi yang baik. Kalau perlu, mereka bahkan harus mempelajari teknik-teknik baru untuk mengalahkan lawan. Mereka terlalu sibuk pada tujuan mereka, sehingga tidak ada waktu untuk memikirkan hal lain. Dan yang terpenting, kemenangan menjadi satu-satunya fokus dan tujuan mereka.
Demikian pula dalam hal memenangkan kerajaan surga, maka kita harus melakukan hal serupa. Kita harus tahu tujuan hidup kita. Apakah yang kita anggap sebagai yang terpenting? Jika kita memiliki tujuan, maka segenap hati dan pikiran akan kita arahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Jika tujuan kita adalah kerajaan surga, maka kita akan rela mengorbankan apa pun demi dapat masuk ke sana. Ketika kerajaan surga menjadi hal terpenting, maka hal lain menjadi kurang atau tidak penting.
Rasul Paulus menganggap mahkota surgawi adalah hal terpenting dan menjadikannya sebagai tujuan hidup, sehingga ia rela meninggalkan semua demi Kristus. Bukan hanya itu, ia mengejar, mengarahkan diri, dan berlari-lari demi memperoleh panggilan sorgawi. Segenap hati dan pikiran ia curahkan untuk hal tersebut. Ia tidak memiliki waktu untuk hal lainnya. Inilah cara agar kita dapat berfokus pada perkara yang di atas.
Kiranya kita pun dapat menjadikan kerajaan surga sebagai tujuan hidup kita, sehingga selama kita masih hidup di dunia, kita mau mengarahkan pikiran kita pada perkara di atas.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 26-27 Juli 2025
1. Bacalah renungan “PIKIRKAN PERKARA YANG DI ATAS”
2. Bagaimanakah contoh nyata di mana kita memikirkan perkara yang di atas dalam kehidupan sehari-hari di bumi. Setiap anggota keluarga dapat memberikan pendapatnya.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar dalam kesibukan sehari-hari, kita tetap dapat memperhatikan kerohanian kita.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.