SAUH BAGI JIWA
Berhikmat dalam Mencerna Berita
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 05 Jul 2025
“Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya” (Amsal 14:15)
“Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya” (Amsal 14:15)
Di era digital ini, informasi mengalir dengan begitu deras dan cepat. Berbagai platform media sosial memungkinkan siapa saja untuk berbicara, menyampaikan pendapat, dan bahkan memengaruhi banyak orang. Sayangnya, tidak semua yang disampaikan itu benar. Banyak orang dengan latar belakang yang tidak jelas, tanpa keahlian di bidangnya justru memiliki banyak pengikut. Belum lagi jika mereka menyebarkan informasi yang sering kali tidak berdasar.
Kita melihat berbagai prediksi bencana ekonomi yang berlebihan atau ramalan investasi yang belum tentu akurat. Kita juga dapat menemukan saran-saran kesehatan non-medis yang belum teruji secara klinis. Orang-orang yang percaya begitu saja terhadap berita semacam ini sering kali mengalami kekhawatiran yang berlebihan. Bahkan mereka dapat membuat keputusan yang salah dalam hidup mereka.
Alkitab mengingatkan kita untuk tidak mudah percaya pada setiap perkataan. Amsal 14:15 mengatakan secara tersirat bahwa orang yang tak berpengalaman cenderung menerima semua informasi tanpa memilah, sedangkan orang yang bijak akan berhati-hati dan mempertimbangkan langkahnya. Lalu, bagaimana caranya agar kita dapat lebih berhikmat dalam mencerna berita?
Cara pertama adalah dengan menyaring sumber informasi. Tidak semua orang yang berbicara di media sosial adalah ahli. Jika seseorang memberikan saran ekonomi, lihat apakah ia memiliki latar belakang di bidang ekonomi. Jika seseorang berbicara soal kesehatan, periksalah apakah ia seorang profesional medis. Jangan hanya melihat jumlah pengikutnya, tapi lihatlah kredibilitasnya.
Kedua, ujilah kebenaran dengan data dan fakta. Dalam Kisah Para Rasul 17:11, orang-orang di Berea disebut lebih baik hatinya karena mereka menerima firman dengan segala kerelaan hati dan menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui kebenarannya. Begitu juga dengan kita. Jika ada suatu informasi yang terdengar mengejutkan, carilah sumber-sumber terpercaya untuk memastikan kebenarannya. Dalam
Terakhir, janganlah terpancing oleh ketakutan. Banyak konten dibuat untuk menarik perhatian dengan judul-judul sensasional dan prediksi yang menakutkan. Sebagai orang percaya, kita diajarkan untuk hidup dalam iman, bukan dalam ketakutan. Filipi 4:6 mengingatkan kita untuk tidak khawatir, tapi menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan di dalam doa.
Sebagai anak-anak Tuhan, kita dipanggil untuk hidup dengan hikmat, bukan mudah terombang-ambing oleh informasi yang menyesatkan. Marilah kita selalu berpikir kritis, menguji segala sesuatu, dan berpegang pada yang benar. Dengan demikian, hidup kita tidak dikendalikan oleh ketakutan yang tidak perlu. Kiranya Tuhan selalu memimpin dan menyertai kita, amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 5-6 Juli 2025
- Bacalah renungan “BERHIKMAT DALAM MENCERNA BERITA”
- Pernahkah Anda mendapatkan informasi yang salah, namun Anda percaya kepada informasi yang salah tersebut? Setiap anggota keluarga bisa berbagi pengalamannya.
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus memberikan hikmat sehingga kita bisa membedakan mana kehendak Allah, apa yang benar dan apa yang berkenan kepada-Nya.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.