SAUH BAGI JIWA
Mengapa Kecewa?
Bacaan Alkitab Harian –
“Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” (Lukas 7:23)
“Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” (Lukas 7:23)
Sebagai manusia, kita tentunya pernah mempunyai ekspektasi atau harapan akan sesuatu. Misalnya, ketika kita bekerja, kita berharap bisa mendapatkan suatu hasil yang memuaskan dan apresiasi dari orang lain. Atau contoh lainnya, ketika kita telah berdoa untuk sesuatu yang sangat kita inginkan, kita berharap Tuhan akan mengabulkannya. Namun bagaimana jika semua harapan itu tidak kita dapatkan? Apakah kita akan menjadi kecewa dan kesal?
Dalam Lukas 7:18-35, dituliskan sebuah peristiwa di mana Yohanes Pembaptis meminta dua orang dari muridnya untuk bertanya kepada Yesus, setelah ia mendengar kabar tentang-Nya. Pertanyaannya adalah, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” Pertanyaan tersebut menggambarkan adanya kebingungan atau keraguan dalam diri Yohanes yang mungkin disebabkan oleh keadaan yang tidak sesuai dengan harapannya.
Lalu Tuhan Yesus meminta kedua orang itu untuk membalas pesan Yohanes dengan memberitahukan peristiwa-peristiwa yang mereka telah lihat dan dengar. Yesus juga menambahkan, “Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.”
Mempunyai keinginan adalah suatu hal yang wajar dan normal. Membawa keinginan kita ke dalam doa juga adalah sebuah perilaku yang baik. Tapi perihal dikabulkan atau tidak, dan apakah sesuai dengan waktu dan cara yang kita inginkan, bukanlah hak kita untuk menentukan, melainkan sepenuhnya merupakan kedaulatan Tuhan.
Selain itu, jika Tuhan menghendaki kita untuk melalui jalanan yang tidak mulus dan berbatu, kiranya kita juga tidak menjadi kecewa kepada Tuhan, kehilangan iman, atau malah bersungut-sungut. Jangan kita tiru bangsa Israel yang justru malah memberontak ketika diberitakan kabar busuk oleh sepuluh pengintai mengenai tanah Kanaan (Bil 14:1-4). Kekecewaan dan ketakutan mereka berubah menjadi ketidakpercayaan, dan akibatnya, Tuhan menghukum mereka dengan tidak mengizinkan mereka masuk ke tanah perjanjian.
Kita percaya bahwa Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita (Yer 29:11). Jadi jika jalan hidup kita tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi kita, mengapa kita harus kecewa kepada Tuhan? Bahkan, melalui masalah atau tantangan yang kita hadapi, Tuhan mungkin ingin kita belajar dan bertumbuh di dalamnya.
Ketika harapan kita tidak terpenuhi, kita memiliki dua pilihan: tetap percaya dan berserah kepada Tuhan, atau membiarkan kekecewaan menguasai hati kita dan menjauhkan kita dari-Nya. Percaya kepada Tuhan berarti meyakini bahwa Dia bekerja dengan cara-Nya yang sempurna, meskipun tidak selalu sesuai dengan yang kita inginkan. Ketika kita memilih untuk tetap percaya dan berserah, kita akan melihat bagaimana Tuhan membimbing kita ke arah yang jauh lebih baik dari yang bisa kita bayangkan. Juga ingatlah, bahwa kita akan berbahagia jika kita tidak menjadi kecewa dan menolak-Nya. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
18
Ketika Yohanes mendapat kabar tentang segala peristiwa itu dari murid-muridnya,
19ia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?”
20Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata: “Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada-Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?”
21Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta.
22Dan Yesus menjawab mereka: “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.
23Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.”
24Setelah suruhan Yohanes itu pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: “Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari?
25Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian indah dan yang hidup mewah, tempatnya di istana raja.
26Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi.
27Karena tentang dia ada tertulis:
Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau,
28Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar dari pada Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar dari padanya.”
29Seluruh orang banyak yang mendengar perkataan-Nya, termasuk para pemungut cukai, mengakui kebenaran Allah, karena mereka telah memberi diri dibaptis oleh Yohanes.
30Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes.
31Kata Yesus: “Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama?
32Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan:
33Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan.
34Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.
35Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.”
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
