​”Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” (Lukas 3:22b)

Tanpa sadar kita mungkin pernah bertanya-tanya pada diri sendiri, “Siapa aku sebenarnya?” Identitas memang adalah hal penting yang menentukan cara kita hidup dan cara kita melihat diri sendiri. Dunia sering kali memberi label kepada kita, entah berdasarkan pencapaian, pekerjaan, atau latar belakang keluarga. Akan tetapi, apakah itu identitas sejati kita?

Ketika Yesus dibaptis, sesuatu yang luar biasa terjadi. Langit terbuka, Roh Kudus turun dalam rupa burung merpati, dan suara Bapa terdengar, “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Yesus belum melakukan mukjizat apa pun saat itu. Namun, Bapa sudah meneguhkan identitas Yesus sebagai ‘Anak yang dikasihi dan yang berkenan di hati Bapa’. Ini membuktikan bahwa identitas sejati kita bukanlah berasal dari apa yang kita lakukan, melainkan dari siapa kita di mata Tuhan.

Sebagai orang percaya, kita juga menerima identitas baru dalam Kristus. Galatia 3:26 memberitahukan kepada kita, “Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.” Karena iman, kita bukan lagi budak dosa atau orang asing di hadapan Tuhan. Kita adalah anak-anak Allah yang dikasihi, sama seperti Tuhan Yesus Kristus. Ini merupakan suatu kabar baik bagi kita semua!

Tapi, di zaman sekarang ini, sangat mudah bagi kita untuk merasa kurang dan gagal. Kita mungkin melihat orang lain lebih sukses dan kita tidak dapat memenuhi ekspektasi orang di sekitar kita. Namun, ketahuilah bahwa kita adalah makhluk yang berharga di hadapan Tuhan. Ketahuilah bahwa Tuhan begitu mengasihi kita, hingga Ia rela berkorban bagi kita dan memberikan Roh Kudus pada kita. Apabila kita telah memahami akan hal ini, damai dan sukacita akan mengalir dalam kehidupan kita, karena identitas kita telah dipulihkan.

Pada hari ini, mari kita renungkan, apakah kita masih mencari pengakuan dan identitas dari dunia? Atau apakah kita sudah percaya penuh bahwa kita berharga karena kita adalah anak-anak Allah?

Sesungguhnya identitas sejati kita hanya ada di dalam Kristus, bukan pada dunia. Dunia akan terus berubah, standar manusia akan terus bergeser, tapi kasih dan janji Tuhan tetap sama untuk selama-lamanya. Biarlah kita hidup dengan keyakinan bahwa kita dikasihi dan diperkenan oleh Dia. Jangan biarkan dunia mendefinisikan siapa kita. Tuhan sudah menetapkan kita sebagai anak-anak-Nya, dan itulah identitas sejati milik kita yang tidak dapat digoyahkan! Kiranya Tuhan Yesus menyertai kita selalu.