SAUH BAGI JIWA
Tertawa Bahagia
“Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa” (Lukas 6:21)
“Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa” (Lukas 6:21)
Saat kita menonton film komedi atau melihat hal yang lucu, kita akan tertawa. Dan saat kita tertawa ini, kita akan merasakan suatu kebahagiaan. Namun, tertawa bukan hanya sekadar ekspresi kebahagiaan, tapi juga merupakan obat alami yang ampuh untuk menjaga kesehatan mental. Dengan begitu, kualitas hidup kita dapat meningkat dan kesejahteraan emosional kita dapat tercapai.
Dalam kitab Lukas pasal 6, tercatat kumpulan ucapan bahagia yang diucapkan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya. Ucapan bahagia ini adalah sebagai pengharapan dan penghiburan saat mengalami kesusahan atau penganiayaan.
Salah satunya berbunyi, “Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.” Tertawa di sini maksudnya adalah sukacita, kekuatan, dan pengharapan yang bersifat rohani. Sukacita ini akan diberikan oleh Tuhan kepada setiap umat-Nya yang mengalami penderitaan dan penganiayaan di dalam Kristus.
Mungkin saat ini kita mengalami penderitaan iman, misalnya ditolak oleh keluarga karena memilih mengikuti Kristus, dijauhi oleh teman karena prinsip hidup kita berbeda, atau bahkan mengalami kerugian secara materi karena mempertahankan integritas sebagai orang percaya. Hal-hal ini bisa membuat kita merasa sedih dan terasing. Namun kita harus tetap percaya dan berharap kepada Tuhan Yesus, bahwa Ia akan memberikan kita sukacita dan pengharapan.
Ucapan di atas tersebut juga mengingatkan kepada kita untuk terus melakukan penyangkalan diri agar kita dapat menerima berkat-berkat Allah yang kekal. Penyangkalan diri di sini berarti tidak mencari pujian atau popularitas yang sia-sia dan tidak berkompromi dengan nilai-nilai sekuler dunia. Sebaliknya, kita mau menempatkan kehendak Tuhan di atas keinginan pribadi, dan rela menanggung salib setiap hari demi mengikut Kristus. Meskipun mungkin kita akan merasa kesulitan sampai kita menangis, namun ingatlah kita akan tertawa apabila kita tetap berlaku setia.
Tuhan Yesus mengingatkan, “Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tes 5:16-18). Ayat ini menjadi penopang iman ketika kita merasa lelah dalam menjalani kehidupan sebagai murid Kristus. Sukacita yang dimaksud bukanlah tawa yang dangkal karena hiburan semata, tetapi sukacita yang lahir dari pengharapan kepada Allah, dari doa yang terus-menerus, dan dari hati yang tetap bersyukur meskipun dalam keadaan sulit.
Marilah kita terus berdoa dan berharap di dalam Tuhan, karena Tuhanlah yang akan memberikan kita rasa sukacita dalam menghadapi penderitaan di dunia ini, baik penderitaan jasmani maupun rohani. Kiranya Tuhan Yesus senantiasa memampukan dan menyertai kita semua, amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 14-15 Juni 2025
- Bacalah renungan “Alzheimer Rohani”
- Ceritakanlah kasih Tuhan yang Anda rasakan dalam kehidupan ini. Setiap anggota keluarga dapat berbagi.
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita semua dapat selalu ingat akan kasih Tuhan yang begitu besar.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.