SAUH BAGI JIWA
Jemaat Sejati dan Jemaat Palsu
“Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat” (Lukas 6:22)
“Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat” (Lukas 6:22)
Dalam dunia perdagangan, persaingan cenderung semakin meningkat dan menjadi sengit. Karena itu, banyak yang mengusahakan cara-cara yang tidak baik untuk meraup keuntungan, salah satunya dengan menjual barang tiruan yang harganya lebih murah. Mungkin kita pernah menemukan barang-barang palsu dengan istilah KW 1, KW 2, atau bahkan KW Premium. Jika tiruan itu semakin baik dan semakin mendekati produk aslinya, maka kita akan sulit untuk menentukan mana barang yang asli dan mana yang palsu. Butuh kejelian dan pengetahuan untuk dapat membedakannya.
Di dalam kehidupan iman kepercayaan dan kehidupan bergereja, ada jemaat yang sejati dan ada juga jemaat yang palsu. Bagaimana cara membedakannya? Jemaat sejati adalah yang tetap bertahan walaupun dihina, dibenci, dicemooh, dan dikucilkan, karena mereka menjunjung tinggi nama dan ajaran Tuhan yang benar. Sebaliknya, jemaat palsu menikmati popularitas dan pujian dari mereka yang tidak menaati perkataan Kristus dan yang mengikuti gaya hidup dunia.
Tuhan Yesus berkata bahwa berbahagialah orang yang dibenci, dikucilkan, dan dicela karena nama-Nya. Dan sebaliknya, celakalah mereka yang dipuji semua orang, karena mereka mengusahakan agar diterima oleh dunia meskipun itu berarti mereka mengabaikan kebenaran (Luk 6:26). Ini menunjukkan perbedaan yang kontras antara jemaat sejati dan jemaat palsu. Tuhan Yesus mengingatkan bahwa para nabi palsu dahulu juga dipuji-puji orang. Sedangkan nabi sejati sering ditolak dan bahkan dibunuh.
Terkadang jemaat yang sejati mungkin dicap aneh atau ekstrem. Mereka tidak mengejar kenyamanan duniawi, melainkan berjuang untuk mempertahankan kebenaran yang telah diterima. Sedangkan jemaat yang palsu lebih suka menyesuaikan ajarannya agar diterima banyak orang. Bahkan, tidak jarang apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan firman Tuhan. Atau mungkin pendapat mereka dikemas agar terdengar menarik dan mudah dicerna, tetapi mengabaikan prinsip kebenaran yang diajarkan oleh firman Tuhan.
Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk tetap bersabar dalam penderitaan dan juga mengasihi orang yang memusuhi kita. Jika kita berlaku demikian, Tuhan akan memberikan upah kepada kita yang telah menderita demi kebenaran tersebut (Luk 6:23).
Maka, janganlah takut jika kita ditolak dan dikucilkan oleh dunia. Tetaplah berjaga-jaga dan mohonlah kepada Tuhan untuk memberikan kita kekuatan dan hikmat.
Kiranya Tuhan Yesus memampukan kita. Segala kemuliaan hanya bagi nama Tuhan. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 21-22 Juni 2025
- Bacalah renungan “NAMA-NAMA YANG DIKENAL”
- Di dalam Alkitab, tokoh pahlawan iman manakah yang paling berkesan bagi Anda? Mengapa?
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita pun dapat memiliki iman dan menjalani hidup seperti tokoh-tokoh dalam Alkitab ini.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.