SAUH BAGI JIWA
Nama-Nama Yang Dikenal
“Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas” (Amsal 22:1)
“Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas” (Amsal 22:1)
Apakah Anda memiliki teman-teman dengan nama yang sama? Saya punya empat teman yang bernama sama dengan empat latar belakang yang berbeda: Pebisnis, ahli marketing, teman SMA, dan seorang penatua di gereja. Nama yang sama, tapi peran dan pengaruh mereka berbeda.
Dalam Alkitab juga ada tokoh-tokoh dengan nama yang sama, salah satunya adalah Yusuf. Nama ini dihubungkan dengan tiga tokoh besar dalam rencana Allah: Yusuf anak Yakub, Yusuf suami Maria, dan Yusuf dari Arimatea. Ketiga tokoh ini mengajarkan kita untuk berlaku setia, taat, dan berani mengambil bagian dalam rencana Allah.
Yusuf anak Yakub menjalani kehidupan yang tidak mudah. Ia dijual sebagai budak dan dipenjarakan tanpa sebab yang benar. Namun, ia tetap setia kepada Allah dan menjaga integritasnya. Dalam Kejadian 50:20, Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya yang telah menjualnya, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan.” Yusuf mengajarkan kepada kita bahwa penderitaan yang kita alami dapat menjadi bagian dari rencana Allah untuk mendatangkan kebaikan.
Yusuf suami Maria adalah seorang pria yang benar dan taat. Ketika malaikat menyuruhnya mengambil Maria sebagai istrinya meskipun ia tahu Maria mengandung dari Roh Kudus, ia tetap melakukannya tanpa ragu. Ia juga mematuhi perintah Allah untuk melindungi Yesus dengan membawa-Nya ke Mesir. Yusuf mengajarkan bahwa ketaatan kepada Allah sering kali melibatkan pengorbanan yang besar, tapi selalu sepadan dengan rencana indah-Nya.
Terakhir adalah Yusuf dari Arimatea yang merupakan seorang yang kaya dan memiliki pengaruh yang besar. Ia tidak takut meminta tubuh Yesus kepada Pilatus untuk dikuburkan dengan layak. Tindakannya ini menunjukkan keberanian dan kasihnya kepada Yesus, meskipun risikonya besar, yaitu menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang yang percaya pada Yesus. Ia mengajarkan kita untuk berani mengambil bagian dalam pelayanan, walaupun mungkin ada risiko.
Ketiga Yusuf ini adalah teladan bagi kita: setia dalam penderitaan, taat kepada Allah, dan berani melayani dengan kasih. Ketika kita meninggal, hanya akan ada nama kita yang tersisa di dunia. Kehidupan yang telah kita jalani adalah faktor penentu bagaimana kita akan diingat oleh orang-orang. Nama kita mungkin dapat sama dengan nama orang lain, tapi bagaimana kita ingin dikenal oleh orang? Apakah sebagai ‘si pemain piano’, atau ‘ia yang mau memperhatikan dan membantu sesamanya’’?
Namun yang lebih penting daripada diingat oleh manusia, bagaimana kita ingin diingat oleh Tuhan? Kiranya hidup kita dapat menjadi kesaksian hidup yang memuliakan nama Tuhan!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 21-22 Juni 2025
- Bacalah renungan “NAMA-NAMA YANG DIKENAL”
- Di dalam Alkitab, tokoh pahlawan iman manakah yang paling berkesan bagi Anda? Mengapa?
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita pun dapat memiliki iman dan menjalani hidup seperti tokoh-tokoh dalam Alkitab ini.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.