SAUH BAGI JIWA
Rencana Allah Melampaui Rencana Manusia
“Ketika Yusuf melihat bahwa ayahnya meletakkan tangan kanannya di atas kepala Efraim, hal itu dipandangnya tidak baik; lalu dipegangnya tangan ayahnya untuk memindahkannya dari atas kepala Efraim ke atas kepala Manasye“ (Kejadian 48:17)
“Ketika Yusuf melihat bahwa ayahnya meletakkan tangan kanannya di atas kepala Efraim, hal itu dipandangnya tidak baik; lalu dipegangnya tangan ayahnya untuk memindahkannya dari atas kepala Efraim ke atas kepala Manasye“ (Kejadian 48:17)
Ketika Yusuf melihat bahwa Yakub menempatkan tangan kanannya di atas kepala Efraim, si anak bungsu, ia berusaha membetulkannya. Memang, dalam tradisi pada waktu itu, berkat utama seharusnya diberikan kepada anak sulung, yaitu Manasye. Namun, Yakub menegaskan bahwa tindakannya bukanlah kesalahan. Ia memberikan berkat yang lebih besar kepada Efraim dengan sadar dan dipimpin oleh Roh Kudus.
Rencana Allah memang tidak dibatasi oleh tradisi. Kejadian di atas mengingatkan kita bahwa Allah tidak terikat oleh sistem manusia. Yusuf, yang hidup dalam budaya yang menjunjung tinggi hak kesulungan, tidak memahami keputusan Yakub pada awalnya. Namun, Yakub mengikuti kehendak Allah, yang telah menetapkan bahwa Efraim akan menjadi lebih besar daripada Manasye. Hal ini sejalan dengan pola Allah dalam banyak peristiwa Alkitab—bahwa yang terakhir bisa menjadi yang pertama, dan yang kecil dapat menjadi besar di mata Tuhan. Allah sering bekerja dengan cara yang tidak terduga, melampaui kebiasaan dan logika manusia.
Sering kali, kita memiliki ekspektasi atau harapan tertentu berdasarkan kebiasaan atau pengalaman kita. Namun, Allah mengajarkan bahwa rancangan-Nya tidak dibatasi oleh pemikiran manusia (Yes 55:8-9). Ketika kita menghadapi situasi yang tampaknya bertentangan dengan apa yang kita anggap benar, kita diajak untuk memercayai kedaulatan Allah. Ketaatan Yakub kepada kehendak Allah juga menunjukkan pentingnya mendengarkan suara Tuhan lebih dari suara manusia atau budaya.
Yakub menjelaskan bahwa meskipun Manasye akan menjadi bangsa yang besar kuasanya, Efraim akan menjadi lebih besar lagi. Ini menunjukkan bahwa berkat Allah tidak diberikan berdasarkan urutan lahir, status, atau usaha manusia, tapi atas dasar pilihan-Nya. Dalam hidup kita, kita mungkin menemui peristiwa di mana Allah memilih yang dianggap kecil untuk menggenapi rencana besar-Nya. Allah dapat memilih yang lemah untuk mempermalukan yang kuat (1 Kor 1:27-29).
Selain memberikan berkat kepada cucu-cucunya, Yakub juga meyakinkan Yusuf bahwa Allah akan menyertainya dan membawanya kembali ke negeri nenek moyangnya. Yakub percaya bahwa Allah akan menyertai keluarganya di masa depan dan memenuhi janji-Nya tentang Tanah Perjanjian. Yakub menaruh imannya kepada Allah yang setia dan meneruskannya kepada keturunannya.
Apakah kita siap untuk melepaskan ekspektasi kita untuk memercayai rencana Allah, meskipun tampaknya tidak sesuai dengan logika pemikiran manusia? Adakah kita memberi ruang bagi Tuhan untuk bekerja dengan cara-Nya, bukan dengan cara kita? Kiranya apa pun yang terjadi kita dapat tetap taat pada Tuhan dan percaya kepada pilihan-Nya. Di samping itu, kiranya kita juga mampu meneruskan iman kita kepada generasi selanjutnya. Tuhan Yesus menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 24-25 Mei 2025
1. Bacalah renungan “TEMPAT PERHENTIAN SEJATI”
2. Hal seperti apakah yang dapat kita lakukan, untuk membantu pandangan kita tetap terarah kepada kerajaan surga? Bagikan pengalaman Anda.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar dalam menjalani kehidupan di dunia ini, mata kita tetap terarah kepada kerajaan surga.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.