SAUH BAGI JIWA
Bangsa Besar
“Semua orang yang tiba di Mesir bersama-sama dengan Yakub, yakni anak-anak kandungnya, dengan tidak terhitung isteri anak-anaknya, seluruhnya berjumlah enam puluh enam jiwa“ (Kejadian 46:26)
“Semua orang yang tiba di Mesir bersama-sama dengan Yakub, yakni anak-anak kandungnya, dengan tidak terhitung isteri anak-anaknya, seluruhnya berjumlah enam puluh enam jiwa“ (Kejadian 46:26)
Setiap manusia ingin mendapatkan berkat, terlebih lagi untuk hidup lebih dari berkecukupan di dunia ini. Namun berkat bukan hanya soal materi, tapi juga tentang keturunan. Misalnya, dalam budaya suku tertentu, memiliki keturunan yang banyak—terutama anak laki-laki—merupakan lambang keberhasilan hidup dan pernikahan. Anak dianggap sebagai pusat kekayaan sejati, bukan hanya dalam hal jumlah, tetapi juga dalam hal kualitas hidup dan kesuksesan mereka di masa depan. Karena itu, tak heran bila para orang tua rela bekerja keras, bahkan berkorban, demi memastikan anak-anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang berhasil dan terhormat.
Di banyak budaya tradisional, anak dianggap sebagai simbol kelanjutan hidup, kehormatan keluarga, dan warisan yang bernilai. Ini menunjukkan bahwa kerinduan akan keturunan adalah sesuatu yang sangat manusiawi—dan Tuhan pun memahami kerinduan itu.
Tuhan juga menjanjikan tentang banyaknya keturunan kepada Abraham. Keturunannya akan seperti debu tanah, seperti bintang-bintang di langit, seperti pasir yang tidak terhitung banyaknya. Janji ini juga turun kepada Ishak, Yakub, dan keturunannya.
Dalam kitab Kejadian, disebutkan bagaimana Ishak memberkati Yakub agar beranak cucu dan menjadi sekumpulan bangsa (Kej 28:3). Tuhan meneguhkan janji-Nya kepada Yakub, bahwa keturunannya akan seperti debu tanah yang tak terhitung banyaknya.
Di dalam kitab Keluaran, janji ini terpenuhi, di mana keturunan Yakub berjumlah banyak, bahkan tanah Mesir dipenuhi oleh mereka. Janji Tuhan kepada Abraham dan keturunannya pun menjadi nyata. Mereka sungguh menjadi suatu bangsa besar.
Namun dari peristiwa ini, kita bisa belajar bahwa berkat keturunan bukan sekadar soal jumlah, melainkan soal maksud Tuhan bagi generasi berikutnya. Tuhan memilih generasi dari Yakub menjadi bagian dari bangsa besar umat Allah.
Demikian juga dengan kita. Kita ini tadinya bukan siapa-siapa, bukan bagian dari bangsa besar, tapi bagian dalam kegelapan. Namun sekarang kita adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, dan umat kepunyaan Allah (1Ptr 2:9). Kita adalah umat Allah dan telah memperoleh kasih Allah untuk masuk ke dalam terang-Nya yang ajaib. Karena kemurahan-Nya, kita menjadi bagian dari bangsa kudus Allah.
Oleh sebab itu, jangan sia-siakan panggilan ini. Hendaknya kita mengingat bahwa kita telah diangkat dan dipanggil serta masuk menjadi bangsa besar milik Allah. Mari kita selalu wartakan kasih Allah dan menyatakannya dalam setiap aspek kehidupan kita: dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan, maupun relasi kita dengan sesama. Kiranya Tuhan selalu menyertai kita.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 17-18 Mei 2025
1. Bacalah renungan “PENYESALAN DATANG TERLAMBAT”
2. Pikirkanlah sebuah contoh bagaimana perkataan atau perbuatan kita dapat berdampak buruk terhadap diri kita ataupun orang lain. Setiap anggota keluarga dapat memberikan pendapatnya.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat berhati-hati dengan perkataan dan perbuatan kita.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.