SAUH BAGI JIWA
Mengingat Milik Pusaka Hingga Akhir
Bacaan Alkitab Harian –
“Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu”
“Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu”
“Seperti kacang lupa kulitnya.” Istilah ini sering kali digunakan kepada seseorang bila ia sudah berada dalam kondisi yang nyaman sehingga melupakan orang yang dahulu pernah berjasa dalam kehidupannya atau tempat dan kondisi asalnya sebelum ia sukses.
Dalam Alkitab, ada seorang tokoh yang teladannya dapat kita pelajari, yaitu Yakub. Saat itu, Yakub sudah lanjut usia dan ia pun mengumpulkan anak-anaknya untuk menyampaikan pesan-pesan terakhir. Di masa tuanya, Yakub dan anak-anaknya tinggal dengan nyaman di Mesir. Namun, Yakub memiliki permintaan supaya ia dapat dimakamkan bersama dengan Abraham dan Ishak, yang ada di tanah Kanaan–bukan di tanah Gosyen, Mesir.
Tidak hanya sekali Yakub menyampaikan bahwa ia ingin dikubur di tanah Kanaan. Dalam Kejadian 47:29–31, ia pertama kali menyampaikan permintaannya kepada Yusuf untuk dikuburkan bersama nenek moyangnya. Kemudian, dalam Kejadian 48:21, Yakub kembali mengingatkan tentang kematiannya yang sudah dekat, dan menyatakan keyakinannya bahwa Allah akan membawa keturunannya kembali ke tanah nenek moyang mereka—yaitu tanah Kanaan.
Ada tokoh lain yang memiliki sikap yang serupa, yaitu Musa. Selama awal masa hidupnya, ia tinggal di Mesir dan menjadi anak puteri Firaun. Namun, Musa meninggalkan semuanya itu dan ikut bersama dengan bangsa Israel untuk berjalan mengitari gurun selama berpuluh-puluh tahun. Dari pandangan manusia, Musa memilih untuk menderita sengsara bersama bangsa Israel dibandingkan tinggal dengan nyaman di istana.
Mengapa Yakub dan Musa dapat meninggalkan kehidupan mereka di Mesir dan tetap mengarahkan pandangan mereka kepada tanah Kanaan? Jawabannya ada di Ibrani 11, yaitu oleh karena iman. Walaupun ia dapat dengan nyaman hidup di Mesir, Musa rela meninggalkan status dan harta kekayaannya demi menderita bersama-sama umat Allah (Ibr. 11:24-26). Begitu juga Yakub. Menjelang akhir hayatnya, ia meminta agar tidak dikuburkan di Mesir, tetapi di tanah Kanaan, bersama nenek moyangnya. Walaupun ia tinggal di tanah terbaik saat itu, imannya tetap berpaut pada janji Allah tentang Tanah Perjanjian.
Mereka mengetahui bahwa Mesir dengan segala kemewahan dan kenyamanannya, bukanlah rumah dan tanah pusaka mereka, melainkan hanya kemah untuk tinggal sementara. Yang mereka nantikan adalah suatu kota dan tanah air yang lebih baik, yaitu tanah Kanaan, tanah kepunyaan Allah sendiri.
Mesir merupakan perlambangan dari dunia. Sama seperti Yakub dan Musa, kita untuk sesaat tinggal di ‘Mesir’, yaitu di dunia. Jangan kita menjadi kacang yang lupa kulit, yaitu menjadi seorang Kristen yang lupa akan jati diri.
Karena itu, mari kita tetap mengarahkan hati dan pikiran kita kepada rumah sejati kita, yaitu kerajaan Allah. Jangan sampai kemewahan dan kenyamanan dunia membuat kita lupa bahwa hidup kita hanyalah sementara. Dunia saat ini bukanlah rumah yang akan kita tinggali selama-lamanya, sebaliknya, ada suatu tanah pusaka yang harus kita ingat dan usahakan. Jadi, apakah saat ini kita masih mengingat jati diri kita atau sudah mulai terlena dengan kenyamanan dunia ini?
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Yakub meninggal dan dikuburkan
29 Kemudian berpesanlah Yakub kepada mereka: ”Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu,
30 dalam gua yang di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik.
31 Di situlah dikuburkan Abraham beserta Sara, isterinya; di situlah dikuburkan Ishak beserta Ribka, isterinya,
32 dan di situlah juga kukuburkan Lea; ladang dengan gua yang ada di sana telah dibeli dari orang Het.”
33 Setelah Yakub selesai berpesan kepada anak-anaknya, ditariknyalah kakinya ke atas tempat berbaring dan meninggallah ia, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
