SAUH BAGI JIWA
Berpegang pada Janji Tuhan
Bacaan Alkitab Harian –
“…karena aku mau mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangku. Sebab itu angkutlah aku dari Mesir dan kuburkanlah aku dalam kubur mereka”
“…karena aku mau mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangku. Sebab itu angkutlah aku dari Mesir dan kuburkanlah aku dalam kubur mereka”
Kehidupan bangsa Israel di Mesir pada masa Yusuf tampak makmur. Mereka tinggal di Gosyen, tanah yang subur dan terhindar dari kelaparan yang melanda seluruh negeri. Namun, di tengah kesejahteraan itu, Yakub, yang dikenal sebagai Israel, tetap memegang teguh pengharapan kepada janji Tuhan. Ia menyadari bahwa Mesir bukanlah tanah yang Tuhan janjikan kepada nenek moyangnya–Abraham, Ishak, dan dirinya sendiri.
Yakub menunjukkan iman yang luar biasa menjelang akhir hidupnya. Ia meminta Yusuf, anaknya untuk bersumpah agar ia tidak dikuburkan di Mesir, melainkan tanah Kanaan, tempat peristirahatan para nenek moyangnya. Permintaan ini bukan sekadar keinginan pribadi, tapi sebuah tindakan iman yang menegaskan keyakinannya pada janji Tuhan tentang tanah perjanjian.
Meski Yakub telah menetap di Mesir selama tujuh belas tahun terakhir dalam hidupnya dan menikmati kelimpahan di sana, ia tidak membiarkan kesejahteraan duniawi itu mengalihkan pandangannya terhadap rencana Tuhan. Baginya, tempat peristirahatan terakhirnya adalah simbol iman kepada penggenapan janji Allah.
Seperti Yakub, kita juga hidup di dunia yang sering kali menawarkan kenyamanan dan kemakmuran. Namun kita diingatkan untuk tidak terjebak pada hal-hal duniawi yang bersifat sementara ini. Sebagai umat percaya, kita memiliki kehidupan kekal dalam Kristus Yesus, dan itulah pengharapan sejati yang harus kita kejar. Kita hidup sebagai orang asing di dunia ini, dan kita perlu mengarahkan hati kita kepada janji yang Tuhan sediakan di surga.
Yakub juga mengajarkan betapa pentingnya mewariskan iman kepada generas i selanjutnya. Permintaannya kepada Yusuf untuk bersumpah adalah tindakan yang memastikan bahwa pengharapan kepada Tuhan tetap hidup dalam keluarga Israel. Yusuf, sebagai penerus yang Tuhan pakai, dengan setia dan patuh menerima amanat tersebut. Ini mengajarkan kita bahwa iman tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga harus diwariskan agar generasi berikutnya tetap hidup dalam kebenaran Tuhan.
Saat ini, mari kita renungkan: apakah hidup kita mencerminkan iman yang teguh seperti Yakub di bacaan kita pada hari ini? Apakah kita memprioritaskan janji Tuhan di atas kenyamanan dunia? Dan, sudahkah kita menanamkan pengharapan tersebut kepada generasi penerus kita?
Tuhan setia dalam menepati janji-Nya, sebagaimana Ia telah membawa bangsa Israel kembali ke tanah perjanjian. Oleh sebab itu, marilah kita hidup dengan iman yang kokoh, terus berpegang pada janji-janji Tuhan yang kekal. Jangan biarkan kenyamanan sementara menjauhkan kita dari tujuan kekal yang Tuhan telah sediakan. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Yakub pada akhir hidupnya
27 Maka diamlah Israel di tanah Mesir, di tanah Gosyen, dan mereka menjadi penduduk di situ. Mereka beranak cucu dan sangat bertambah banyak.
28 Dan Yakub masih hidup tujuh belas tahun di tanah Mesir, maka umur Yakub, yakni tahun-tahun hidupnya, menjadi seratus empat puluh tujuh tahun.
29 Ketika hampir waktunya bahwa Israel akan mati, dipanggilnyalah anaknya, Yusuf, dan berkata kepadanya: ”Jika aku mendapat kasihmu, letakkanlah kiranya tanganmu di bawah pangkal pahaku, dan bersumpahlah, bahwa engkau akan menunjukkan kasih dan setia kepadaku: Janganlah kiranya kuburkan aku di Mesir,
30 karena aku mau mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangku. Sebab itu angkutlah aku dari Mesir dan kuburkanlah aku dalam kubur mereka.” Jawabnya: ”Aku akan berbuat seperti katamu itu.”
31 Kemudian kata Yakub: ”Bersumpahlah kepadaku.” Maka Yusuf pun bersumpah kepadanya. Lalu sujudlah Israel di sebelah kepala tempat tidurnya.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
