SAUH BAGI JIWA
Perlahan tapi Pasti
“Demikianlah Allah membalaskan kejahatan yang dilakukan oleh Abimelekh kepada ayahnya, yaitu pembunuhan atas ketujuh puluh saudaranya.“ (Hakim-Hakim 9:56)
“Demikianlah Allah membalaskan kejahatan yang dilakukan oleh Abimelekh kepada ayahnya, yaitu pembunuhan atas ketujuh puluh saudaranya.“ (Hakim-Hakim 9:56)
Film superhero adalah salah satu genre film yang digemari oleh banyak orang, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa. Pada umumnya, film ini menunjukkan seorang pahlawan yang membela kebenaran dan berani menghukum orang-orang jahat dalam film. Karakter jahat biasanya akan selalu berhasil dikalahkan oleh si pahlawan dan penonton pun merasa puas dengan akhir film seperti ini.
Abimelekh, anak Gideon, mengangkat dirinya sebagai raja dengan cara yang penuh kekerasan. Ia membunuh tujuh puluh saudaranya dan hanya ada Yotam, anak bungsu Gideon yang tinggal hidup, karena ia menyembunyikan diri. Abimelekh mendapatkan dukungan dari rakyat Sikhem, karena keluarga ibunya ada di situ. Jika ini adalah sebuah film, sebagai penonton, kita mungkin akan merasa kesal dan bertanya-tanya, “Kapan orang jahat ini akan menerima hukuman?”
Setelah tiga tahun Abimelekh memerintah, Allah membangkitkan semangat jahat di antara Abimelekh dan warga kota Sikhem, sehingga mereka menjadi tidak setia kepada Abimelekh. Singkat cerita, Abimelekh menyerang warga kota Sikhem dan membunuh mereka. Ia juga menggunakan cara yang sadis, yaitu dengan membakar liang tempat persembunyian warga kota Sikhem ketika mereka berada di dalamnya!
Setelah warga kota Sikhem mati, Abimelekh pergi ke Tebes. Di tengah-tengah kota itu ada sebuah menara yang kuat dan seluruh warga kota melarikan diri ke situ. Abimelekh menyerang menara itu dan hendak membakarnya. Namun, ada seorang perempuan menimpakan sebuah batu kilangan kepadanya dan memecahkan batu kepalanya. Tidak ingin dikenal orang sebagai seseorang yang dibunuh oleh seorang perempuan, ia meminta bujangnya untuk membunuhnya dengan pedang. Maka, Abimelekh pun mati.
Ayat 56 mengatakan, “Demikianlah Allah membalaskan kejahatan yang dilakukan oleh Abimelekh…” Ayat 57 juga melanjutkan, “juga segala kejahatan orang-orang Sikhem ditimpakan kembali oleh Allah kepada kepala mereka sendiri.” Baik Abimelekh maupun orang-orang Sikhem akhirnya mendapatkan hukuman atas kejahatan yang telah mereka lakukan, yaitu pembunuhan atas saudara-saudara Abimelekh.
Kita mungkin pernah menemukan orang-orang jahat dalam kehidupan kita, baik bertindak jahat langsung kepada kita ataupun kepada orang lain. Penipu, pencuri, pemfitnah, atau bahkan pembunuh. Tapi terkadang kita tidak melihat mereka mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatan jahat mereka, bahkan mereka terlihat bahagia dengan hidup mereka. Apakah Allah bersikap tidak adil?
Melalui cerita Abimelekh, kita bisa melihat bahwa meskipun bagi kita keadilan tampaknya tertunda, tapi Allah akan membalas kejahatan pada waktu-Nya. Allah tidak selalu membalas kejahatan dengan segera karena mungkin Ia memberikan waktu untuk pertobatan, atau mungkin ada alasan lainnya yang kita tidak dapat pahami. Bahkan, beberapa keadilan mungkin baru akan terlihat ketika kedatangan Kristus kedua kalinya.
Namun satu hal yang pasti adalah Ia tidak menutup mata-Nya. Allah selalu melihat apa yang manusia lakukan dan setiap kejahatan pasti akan Ia balaskan, jika orang tersebut tidak bertobat. Jika kita diberikan perlakuan jahat oleh orang lain, bersabarlah dan jangan main hakim sendiri, karena pembalasan adalah hak Allah (Rm 12:19). Dan jika kita adalah yang berbuat jahat, kiranya kita bertobat selama masih ada waktu, sebelum penghukuman itu tiba menghampiri kita. Tuhan Yesus menyertai kita.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 3-4 Mei 2025
1. Bacalah renungan “300 vs 135.000”
2. Pernahkah Anda mengalami situasi yang sulit namun Tuhan membantu dengan cara-Nya yang ajaib? Setiap anggota keluarga dapat berbagi.
3. Berdoalah bersama-sama. Bersyukurlah atas penyertaan Tuhan.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.