Berani Melangkah Seri Injil Matius (Bag 5)
Kumpulan Renungan Sauh Bagi Jiwa yang ditulis oleh pendeta, penginjil, siswa teologi dan jemaat Gereja Yesus Sejati di Indonesia
26. Diampuni untuk Mengampuni
“Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” (Matius 18:33)
Mengenai pengampunan, Yesus memberikan sebuah perumpamaan ketika ada seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta kepada raja. Ketika hutang itu ditagih, dia tidak sanggup membayar dan memohon agar raja memberikannya kelonggaran. Karena raja adalah seorang yang penuh belas kasihan, maka hatinya tergerak mendengar permohonannya, sehingga semua hutangnya dihapuskan. Tetapi hamba itu jahat. Ketika dia bertemu dengan hamba lain yang berhutang kepadanya, dia tidak mau membebaskan hamba itu, malah memasukkannya ke dalam penjara karena tidak dapat membayar. Padahal hutang orang itu sangat kecil jika dibandingkan dengan hutangnya sendiri. Dia lupa bahwa baru saja hutangnya yang besar telah dihapuskan. Dia telah menerima belas kasihan, namun dia sendiri tidak berbelas kasihan terhadap orang lain.
Kiranya kita tidak menjadi seperti hamba yang awalnya telah dihapuskan hutangnya ini. Janganlah kita tidak mau mengampuni kesalahan orang lain kepada kita. Sebab sebesar apa pun kesalahan mereka kepada kita, tidak akan dapat dibandingkan dengan dosa kita kepada Tuhan. Kita semua telah berdosa kepada Tuhan. Tetapi Tuhan sangat mengasihi dan berbelas kasih kepada kita, sehingga Dia mau mengampuni dosa-dosa kita. Yesaya 1:18 berkata, “Marilah, baiklah kita berperkara! –firman TUHAN–Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.”
Oleh karena itulah, maka ketika Petrus bertanya sampai berapa kali kita harus mengampuni saudara kita yang bersalah kepada kita, Yesus menjawab sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Artinya, kita harus terus mengampuni mereka, tidak peduli seberapa banyak dan sering mereka melakukannya. Sebab selain karena dosa-dosa kita telah diampuni oleh Tuhan, juga karena kita sama sekali tidak memiliki hak untuk melakukan pembalasan. Sama seperti yang dinasihatkan rasul Paulus dalam Roma 12:19, “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.”
Jadi, ketika kita marah dan tidak mau mengampuni, ingatlah bagaimana kita telah diampuni. Ingat juga bahwa jika kita tidak mau mengampuni, maka kita akan mengalami nasib yang sama seperti hamba yang jahat itu. “Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Mat. 6:15) Dan jika dosa-dosa kita tidak diampuni, maka kita tidak layak untuk masuk ke dalam surga. Kita akan binasa dan mengalami kematian kekal.
Tentu saja, ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Berdoalah, mohon agar Roh Kudus memampukan kita untuk melakukannya. Dengan senantiasa mengingat bagaimana Tuhan telah mengampuni segala dosa kita, bahkan rela mati di kayu salib demi kita, kiranya kita mau berusaha untuk meneladani Dia dan mentaati perintah-Nya, termasuk perintah untuk mengampuni ini. Jika kita sungguh-sungguh mau, Tuhan pasti akan membantu kita.
