Berani Melangkah Seri Injil Matius (Bag 5)
Kumpulan Renungan Sauh Bagi Jiwa yang ditulis oleh pendeta, penginjil, siswa teologi dan jemaat Gereja Yesus Sejati di Indonesia
11. Minta Tanda
“Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka.” (Matius 16:1)
Suatu hari seorang ibu setengah baya menghampiri seorang penjual bakmi ayam di pinggir jalan sambil berkata, “Bu, ayo percaya Tuhan dan pergi ke gereja, nanti Tuhan berkati supaya dagangan ibu laris.” Si ibu pedagang bakmi mengangguk-angguk tanda setuju dan menjawab, “Baik bu, nanti saya akan ke gereja, ibu bisa jemput saya?” “Oh boleh, hari Sabtu ini saya jemput ya jam sembilan pagi.” “Baik bu, saya akan siap di depan rumah jam setengah sembilan.”
Sabat berganti Sabat, si ibu penjual bakmi ayam selalu dijemput untuk pergi beribadah. Sampai suatu hari ia bercerita bahwa dagangan bakminya semakin laris dan menyimpulkan, bahwa sungguh jika orang percaya Tuhan dan mau pergi ke gereja itu akan ditandai dengan berkat.
Namun beberapa bulan berikutnya, si ibu tersebut di atas sudah tidak lagi datang beribadah. Maka sejumlah saudari yang tergabung dalam tim besuk pun segera mencari tahu keberadaannya. Pada akhirnya mereka mendengar kabar bahwa ibu itu sudah tidak berjualan lagi karena dagangannya sepi pembeli.
Cerita tentang penjual bakmi ayam yang mau pergi ke gereja karena berharap mendapat berkat ini adalah gambaran dari sebagian orang Kristen yang menempatkan dasar kepercayaannya pada sebuah tanda atau bukti. Sering kita mendengar ada teman kita berkata: kalau sakit saya sembuh, kalau jualan saya laris, kalau saya diterima kerja, kalau saya dapat pasangan hidup, dan lain sebagainya, maka saya mau datang ke gereja. Walaupun pemikiran seperti itu tidak sepenuhnya salah, tetapi itu bukanlah pemikiran yang tepat. Karena jika kita percaya Tuhan hanya untuk mengharapkan hal-hal duniawi, orang dunia juga bisa mendapatkannya tanpa mengandalkan Tuhan.
Dalam surat 1Korintus 15:19, penulis dengan tegas menyatakan, “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.” Dalam Alkitab terjemahan ILT 3, kata “malang” ini dituliskan sebagai “menyedihkan”. Memang sungguh menyedihkan! Pengharapan atas iman kita kepada Kristus bukanlah untuk hal-hal yang duniawi, tetapi lebih kepada yang surgawi, yaitu pengharapan bahwa suatu hari nanti, kita yang mati dalam Yesus akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan-Nya (1Kor. 15:22).
Saudaraku, Tomas tidak mau percaya bahwa Yesus telah bangkit dari kematian sebelum ia melihat bekas paku di tangan-Nya dan lubang tombak di lambung-Nya. Ia baru mau percaya apabila telah melihat bukti. Tetapi Yesus berkata, “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yoh. 20:29). Saat ini kita juga ingin belajar untuk tetap percaya, taat, dan setia, tanpa menuntut tanda ajaib atau berkat duniawi. Maka kita akan disebut sebagai orang-orang yang berbahagia. Haleluya.
