SAUH BAGI JIWA
Usia Tiga Puluh Tahun
Bacaan Alkitab Harian –
“Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu” (Kejadian 41:46a)
“Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu” (Kejadian 41:46a)
Di usia tiga puluh tahun, biasanya orang-orang akan berusaha mengejar kesuksesan di dalam karier. Dalam lingkungan masyarakat, kita seolah-olah diminta untuk menunjukkan apa saja yang kita sudah miliki di usia kepala tiga ini. Apakah sudah memiliki rumah, mobil, jabatan, pasangan, dan lain-lain. Meskipun berusaha untuk mempunyai kehidupan mandiri yang lebih baik itu tidak masalah, namun ternyata ada hal penting lainnya yang perlu kita perhatikan—berapa pun usia kita sekarang.
Pada usia tiga puluh tahun, Yusuf menghadap Firaun, raja Mesir itu. Untuk apa hal ini dicatatkan dalam Alkitab? Hal ini bukan untuk menyiratkan kesuksesan Yusuf secara materi saat menginjak usia tiga puluh tahun, melainkan untuk menunjukkan perubahan karakter Yusuf.
Yusuf dijual ke Mesir oleh saudara-saudaranya ketika ia masih berusia tujuh belas tahun (Kej 37:2). Itu berarti dia telah menjalani tiga belas tahun penderitaan di negeri asing. Saat masih muda, Yusuf dimanja oleh ayahnya, bahkan dia diberikan jubah yang maha indah oleh ayahnya. Saudara-saudara Yusuf membenci dirinya karena menganggap Yusuf menyombongkan mimpi-mimpinya sendiri. Tetapi melalui tiga belas tahun masa perbudakan di rumah Potifar dan pemenjaraan yang tidak seharusnya dia terima, karakter Yusuf berkembang menjadi dewasa.
Selama masa kesesakan dan kesulitan di Mesir, Yusuf tidak berdiam diri atau mengasihani diri sendiri. Dia juga tidak jatuh ke dalam keputusasaan, melainkan dia tetap percaya kepada Allah. Dia belajar untuk lebih peka terhadap Allah untuk menghadapi penderitaan-penderitaannya.
Kita dapat menarik pelajaran dari kisah Yusuf ini bahwa perjalanan hidup yang penuh tantangan adalah sarana Allah untuk membentuk karakter kita. Jika kita menghadapi situasi sulit di tempat kerja, seperti mempunyai rekan kerja yang sulit, tekanan kerja yang tinggi, atau yang lainnya, hal tersebut bisa jadi bermanfaat untuk perkembangan karakter kita.
Saat ini, berapa pun usia kita, kita dapat merefleksikan satu hal: apakah kita telah mengalami perkembangan karakter? Ataukah kita masih terjebak pada kebiasaan lama, seperti mudah marah, mengeluh, atau tidak peka terhadap kehendak Tuhan? Yusuf menunjukkan bahwa berkat bukan hanya persoalan kepemilikan materi, tapi dalam perubahan hati dan karakter ke arah yang lebih baik dan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Maka, apabila kita melalui perjalanan yang sulit, kiranya kita dapat siap untuk membiarkan Tuhan membentuk karakter kita. Seperti kehidupan Yusuf, kiranya kita dapat melihat rencana Tuhan yang lebih besar di balik setiap perjalanan hidup kita. Tuhan Yesus menyertai kita semua. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
37
Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya.
38Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?”
39Kata Firaun kepada Yusuf: “Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.
40Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu.”
41Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: “Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.”
42Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya.
43Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: “Hormat!” Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.
44Berkatalah Firaun kepada Yusuf: “Akulah Firaun, tetapi dengan tidak setahumu, seorang pun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir.”
45Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
46Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
47Tanah itu mengeluarkan hasil bertumpuk-tumpuk dalam ketujuh tahun kelimpahan itu,
48maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu.
49Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung.
50Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On.
51Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: “Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku.”
52Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: “Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku.”
53Setelah lewat ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir itu,
54mulailah datang tujuh tahun kelaparan, seperti yang telah dikatakan Yusuf; dalam segala negeri ada kelaparan, tetapi di seluruh negeri Mesir ada roti.
55Ketika seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun, berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir: “Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu.”
56Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir.
57Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan itu di seluruh bumi.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
