SAUH BAGI JIWA
Jahat Di Mata Tuhan
Bacaan Alkitab Harian –
“Tetapi yang dilakukannya itu adalah jahat di mata Tuhan, maka Tuhan membunuh dia juga” (Kejadian 38:10)
“Tetapi yang dilakukannya itu adalah jahat di mata Tuhan, maka Tuhan membunuh dia juga” (Kejadian 38:10)
Ketika kita berbicara soal jahat dan baik, setiap manusia mungkin memiliki standar yang berbeda-beda. Contohnya, ada yang bilang bahwa merokok itu jahat karena dapat mengganggu kesehatan, tapi ada juga yang membantah dengan mengatakan merokok itu sah-sah saja, jadi tidak jahat. Ini menunjukkan bahwa setiap manusia mempunyai pendapatnya masing-masing mengenai apa yang jahat dan apa yang baik. Namun, bagaimana dengan Tuhan?
Er dan Onan adalah anak Yehuda. Er dituliskan sebagai orang yang jahat di mata Tuhan, maka Tuhan membunuhnya. Karena ia mati, maka adiknya, Onan, harus mengambil istri Er. Namun Onan berlaku jahat dengan tidak mau memberi keturunan kepada istrinya. Maka Tuhan pun membunuhnya. Bagi orang-orang pada saat itu, mungkin mereka menganggap perbuatan tersebut tidaklah jahat. Namun bagi Tuhan, itu adalah suatu perbuatan jahat. Dari sini, kita dapat mengetahui bahwa Tuhan memiliki standar-Nya sendiri mengenai apa yang jahat dan apa yang baik–standar inilah yang harus kita ikuti, bukan standar pribadi.
Bagi orang-orang pada zaman sekarang pun, ada beberapa perbuatan jahat yang dianggap tidak jahat oleh sebagian orang atau mungkin dianggap wajar. Contohnya, keserakahan dan cinta uang. Namun, Tuhan memperingatkan bahwa cinta akan uang adalah akar segala kejahatan. Kemudian, ada juga perzinahan dan hubungan di luar nikah, yang kini semakin dianggap sebagai hal biasa atau bahkan bagian dari kebebasan individu. Namun, firman Tuhan jelas menyebutkan bahwa perzinahan adalah dosa (Ibr 13:4). Selain itu, ada pula kebiasaan berdusta demi keuntungan pribadi atau untuk menghindari konsekuensi yang dianggap wajar oleh banyak orang. Padahal, penulis kitab Amsal mengatakan bahwa dusta adalah kekejian bagi Tuhan.
Sudahkah kita merenungkan apakah perbuatan yang selama ini kita lakukan sesuai dengan standar Tuhan atau tidak? Apakah kita masih mengikuti standar dunia yang terus berubah, ataukah kita berusaha hidup sesuai dengan kebenaran firman Tuhan yang tetap sama sepanjang masa?
Sering kali, tanpa sadar, kita menyesuaikan nilai-nilai kita dengan apa yang diterima oleh masyarakat, bukan dengan apa yang Tuhan kehendaki. Namun, sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan kepada-Nya, bukan kepada dunia ini (Rm 12:2). Tuhan ingin kita menjadi terang di tengah dunia yang gelap, tetap berpegang teguh pada firman-Nya meskipun dunia menawarkan berbagai standar yang berbeda. Oleh karena itu, mari kita senantiasa mencari kebenaran dalam firman Tuhan dan berusaha hidup sesuai dengan standar-Nya, sebab hanya standar Tuhanlah yang benar dan kekal. Kiranya Tuhan Yesus selalu menyertai kita.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
1
Pada waktu itu Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya dan menumpang pada seorang Adulam, yang namanya Hira.
2Di situ Yehuda melihat anak perempuan seorang Kanaan; nama orang itu ialah Syua. Lalu Yehuda kawin dengan perempuan itu dan menghampirinya.
3Perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamai anak itu Er.
4Sesudah itu perempuan itu mengandung lagi, lalu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamai anak itu Onan.
5Kemudian perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki sekali lagi, dan menamai anak itu Syela. Yehuda sedang berada di Kezib, ketika anak itu dilahirkan.
6Sesudah itu Yehuda mengambil bagi Er, anak sulungnya, seorang isteri, yang bernama Tamar.
7Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata TUHAN, maka TUHAN membunuh dia.
8Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: “Hampirilah isteri kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti kakakmu dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu.”
9Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia menghampiri isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya.
10Tetapi yang dilakukannya itu adalah jahat di mata TUHAN, maka TUHAN membunuh dia juga.
11Lalu berkatalah Yehuda kepada Tamar, menantunya itu: “Tinggallah sebagai janda di rumah ayahmu, sampai anakku Syela itu besar,” sebab pikirnya: “Jangan-jangan ia mati seperti kedua kakaknya itu.” Maka pergilah Tamar dan tinggal di rumah ayahnya.
12Setelah beberapa lama matilah anak Syua, isteri Yehuda. Habis berkabung pergilah Yehuda ke Timna, kepada orang-orang yang menggunting bulu domba-dombanya, bersama dengan Hira, sahabatnya, orang Adulam itu.
13Ketika dikabarkan kepada Tamar: “Bapa mertuamu sedang di jalan ke Timna untuk menggunting bulu domba-dombanya,”
14maka ditanggalkannyalah pakaian kejandaannya, ia bertelekung dan berselubung, lalu pergi duduk di pintu masuk ke Enaim yang di jalan ke Timna, karena dilihatnya, bahwa Syela telah menjadi besar, dan dia tidak diberikan juga kepada Syela itu untuk menjadi isterinya.
15Ketika Yehuda melihat dia, disangkanyalah dia seorang perempuan sundal, karena ia menutupi mukanya.
16Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata: “Marilah, aku mau menghampiri engkau,” sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: “Apakah yang akan kauberikan kepadaku, jika engkau menghampiri aku?”
17Jawabnya: “Aku akan mengirimkan kepadamu seekor anak kambing dari kambing dombaku.” Kata perempuan itu: “Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku.”
18Tanyanya: “Apakah tanggungan yang harus kuberikan kepadamu?” Jawab perempuan itu: “Cap meteraimu serta kalungmu dan tongkat yang ada di tanganmu itu.” Lalu diberikannyalah semuanya itu kepadanya, maka ia menghampirinya. Perempuan itu mengandung dari padanya.
19Bangunlah perempuan itu, lalu pergi, ditanggalkannya telekungnya dan dikenakannya pula pakaian kejandaannya.
20Adapun Yehuda, ia mengirimkan anak kambing itu dengan perantaraan sahabatnya, orang Adulam itu, untuk mengambil kembali tanggungannya dari tangan perempuan itu, tetapi perempuan itu tidak dijumpainya lagi.
21Ia bertanya-tanya di tempat tinggal perempuan itu: “Di manakah perempuan jalang, yang duduk tadinya di pinggir jalan di Enaim itu?” Jawab mereka: “Tidak ada di sini perempuan jalang.”
22Kembalilah ia kepada Yehuda dan berkata: “Tidak ada kujumpai dia; dan juga orang-orang di tempat itu berkata: Tidak ada perempuan jalang di sini.”
23Lalu berkatalah Yehuda: “Biarlah barang-barang itu dipegangnya, supaya kita jangan menjadi buah olok-olok orang; sungguhlah anak kambing itu telah kukirimkan, tetapi engkau tidak menjumpai perempuan itu.”
24Sesudah kira-kira tiga bulan dikabarkanlah kepada Yehuda: “Tamar, menantumu, bersundal, bahkan telah mengandung dari persundalannya itu.” Lalu kata Yehuda: “Bawalah perempuan itu, supaya dibakar.”
25Waktu dibawa, perempuan itu menyuruh orang kepada mertuanya mengatakan: “Dari laki-laki yang empunya barang-barang inilah aku mengandung.” Juga dikatakannya: “Periksalah, siapa yang empunya cap meterai serta kalung dan tongkat ini?”
26Yehuda memeriksa barang-barang itu, lalu berkata: “Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena memang aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku.” Dan ia tidak bersetubuh lagi dengan perempuan itu.
27Pada waktu perempuan itu hendak bersalin, nyatalah ada anak kembar dalam kandungannya.
28Dan ketika ia bersalin, seorang dari anak itu mengeluarkan tangannya, lalu dipegang oleh bidan, diikatnya dengan benang kirmizi serta berkata: “Inilah yang lebih dahulu keluar.”
29Ketika anak itu menarik tangannya kembali, keluarlah saudaranya laki-laki, dan bidan itu berkata: “Alangkah kuatnya engkau menembus ke luar,” maka anak itu dinamai Peres.
30Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
