Berani Melangkah Seri Injil Matius (Bag 5)
Kumpulan Renungan Sauh Bagi Jiwa yang ditulis oleh pendeta, penginjil, siswa teologi dan jemaat Gereja Yesus Sejati di Indonesia
4. Berani Melangkah
“Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” (Matius 14:28)
Ketika saya belajar berenang, seorang teman memberi nasihat begini: “Untuk bisa tetap terapung di air, kamu harus menggerakkan kaki seperti orang mengayuh sepeda, dan kamu harus melakukannya di kolam yang dalam!” Takut? Ya, semua orang tentu mengalami perasaan ini dan hal ini puna cukup berisiko karena kita mungkin saja tenggelam! Tetapi saat itu saya belajar satu hal: tanpa keberanian untuk mencoba, maka sampai kapan pun saya tidak akan pernah bisa berenang.
Begitu pula dalam hal menghadapi pergumulan dan ujian dalam iman kepada Tuhan yang akan menolong, menyertai, dan membukakan jalan bagi kita. Tanpa keberanian untuk melangkah dengan taat kepada Tuhan dan meninggalkan zona nyaman kita, mustahil kita dapat membuktikan perkataan-Nya. Semuanya membutuhkan ketaatan dan tindakan agar iman kita dapat berbuah.
Saya pernah mengalami jalan buntu saat bergumul dengan penyakit diabetes dan segala komplikasinya. Ada luka berlubang yang cukup dalam di bawah telapak kaki kanan saya. Asam lambung saya juga tidak kunjung sembuh. Belum lagi setumpuk masalah saya yang lain. Apakah saya memiliki keberanian untuk tetap melangkah dengan taat dan percaya kepada Tuhan, dan tidak meninggalkan iman kepercayaan saya kepada-Nya?
Bangsa Israel juga pernah mengalami jalan buntu. Tatkala keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian, mereka dikejar-kejar oleh pasukan Firaun. Di depan mereka terhalang oleh bentangan Laut Teberau, sebelah kiri dan kanan mereka terhimpit oleh gugusan pegunungan. Logikanya, bangsa Israel benar-benar mengalami jalan buntu. Mereka yang adalah umat pilihan Tuhan pun diizinkan-Nya untuk menghadapi masalah. Namun Tuhan tidak pernah mengajarkan kita untuk melarikan diri dari masalah, tetapi dengan berani melangkah dan menghadapinya, karena Tuhan menyertai kita.
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Flp. 4:13)
Ketika menghadapi jalan buntu, bangsa Israel menjadi sangat takut, karena sepertinya mustahil mereka dapat luput dari kejaran tentara Firaun. Ketika dalam keadaan terdesak itulah mereka berseru kepada Tuhan, dan berani melangkah maju, sepenuhnya percaya kepada Tuhan. Pada akhirnya Tuhan menyelamatkan mereka dengan cara-Nya yang ajaib dan dahsyat: Laut Terberau terbelah menjadi dua!
Adakalanya, kita menghadapi persoalan yang tampaknya sulit kita atasi. Tetapi bukan berarti Tuhan tidak menyertai dan mengasihi kita. Tuhan menghendaki agar kita dapat menghimpun keberanian untuk melangkah dengan iman. Tuhan ingin membentuk dan melatih iman kita agar semakin kuat berakar di dalam Dia.
Petrus berani berjalan di atas air, karena saat itu ia percaya pada Tuhan Yesus. Pengalaman berjalan di atas air adalah buktinya. Ia berani melangkah, dalam iman dan dalam perbuatan, menghampiri Tuhan Yesus dalam ketaatan, sekalipun ia menghadapi risiko tenggelam. Walaupun akhirnya di tengah air ia ragu dan hampir tenggelam, tetapi tangan Tuhan menyelamatkannya. Jika Petrus tidak berani melangkah, ia tidak akan pernah mengalami pengalaman berjalan di atas air!
Untuk melihat sebuah perubahan, kita harus memiliki keberanian untuk melangkah. Keberanian itu kita peroleh dari iman kepercayaan kita kepada Tuhan. Jika kita ingin mengalami janji Tuhan, kita harus percaya dan taat kepada-Nya. Sungguh, tidak ada yang mustahil jika Tuhan Yesus ada di sisi kita. Kiranya kita semakin serupa dengan Tuhan Yesus dan kebenaran-Nya.
Terpujilah Tuhan Yesus, Amin.
