Berani Melangkah Seri Injil Matius (Bag 5)
Kumpulan Renungan Sauh Bagi Jiwa yang ditulis oleh pendeta, penginjil, siswa teologi dan jemaat Gereja Yesus Sejati di Indonesia
10. Lupa
“Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: ‘Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?’” (Matius 15:33)
Lupa merupakan hal yang wajar terjadi pada setiap orang. Seseorang dapat melupakan sesuatu peristiwa karena menganggapnya tidak penting, tidak menarik, atau tidak fokus pada hal tersebut. Bisa juga kejadian tersebut telah berlangsung cukup lama sehingga terlupakan.
Peristiwa Yesus memberi makan 4000 orang tercatat dalam Matius pasal 15. Dalam peristiwa itu, hati Yesus tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak, karena mereka sudah tiga hari mengikut Yesus dan mereka tidak mempunyai makanan. Yesus menyuruh murid-murid-Nya menyediakan makanan, tapi murid-muridnya berkata, “Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?”
Tampaknya murid-murid telah melupakan peristiwa besar yang terjadi sebelumnya yang tercatat dalam injil Matius pasal 14, ketika Yesus memberi makan 5000 orang dengan lima roti dan dua ikan dengan menyisakan 12 bakul penuh. Peristiwa itu luar biasa, tetapi murid-murid lupa dengan mujizat-muzijat yang dilakukan Tuhan. Mereka masih belum percaya bahwa Tuhan dapat melakukan hal-hal yang mustahil, sampai akhirnya mereka menyaksikan mujizat yang hampir sama dari tujuh roti dan beberapa ikan kecil dapat memberi makan 4000 orang, bahkan ketika dikumpulkan sisanya ada tujuh bakul penuh. Itu merupakan proses latihan iman, sampai pada akhirnya murid-murid berkata, “Tambahkanlah iman kami.” (Luk. 17:5)
Tahun 2015, saya mengalami pendarahan melalui hidung. Saya mengiranya sebagai mimisan biasa seperti orang lain, karena seumur hidup saya belum pernah mimisan. Setelah beberapa waktu, darah yang keluar semakin banyak, sehingga suami saya membawa saya ke UGD rumah sakit. Karena hingga malam tiba saya masih mengalami pendarahan hidung, maka saya menjalani rawat inap. Menjelang dini hari, darah saya keluar semakin deras, dan saya diberikan obat untuk menghentikan pendarahan. Tetapi darah tetap mengalir bahkan setelah disumbat.
Pada hari kedua di malam hari, hidung saya kembali disumbat dengan kain kasa sebesar kain lap, dan sakitnya luar biasa. Karena hidung saya disumbat, sebagian darah mengalir keluar melalui mulut dan mata. Malam itu saya merasa putus asa; saya sudah berdoa, tetapi mengapa Tuhan masih tidak menghentikan pendarahan hidung saya? Jadi saya meminta kepada suami saya untuk pulang saja, apa pun yang terjadi saya ingin berada di rumah. Tetapi suami saya menguatkan, membujuk saya untuk bersabar dan yakin bahwa pasti ada jalan keluar.
Keesokan paginya, pendarahan di hidung saya berhenti, sehingga sumbat kain kasa pun dilepas. Karena pendarahan akhirnya benar-benar sudah berhenti, saya diperbolehkan pulang. Tetapi pada malam harinya saya kembali mengalami pendarahan di rumah. Kami sekeluarga pun berdoa memohon kemurahan Tuhan. Karena pendarahan tidak juga berhenti, kami pergi ke rumah sakit lain. Tuhan memakai dokter di rumah sakit itu untuk menemukan penyebab pendarahan di hidung saya.
Puji Tuhan, saya sembuh sampai sekarang. Seorang saudari mengingatkan saya bahwa saya rentan terhadap pendarahan dan harus berhati-hati. Barulah saya menyadari bahwa Tuhan telah menolong saya melalui pendarahan-pendarahan lain sebelumnya, ketika tiga kali saya melahirkan anak. Saya menyadari bahwa saya telah melupakan pertolongan Tuhan yang menyelamatkan saya dari peristiwa-peristiwa yang hampir sama.
Kita seringkali mudah melupakan hal-hal ajaib yang telah Allah lakukan bagi kita di masa lalu. Seperti murid-murid Yesus yang setiap hari bersama-sama dengan-Nya, mereka masih bisa melupakan peristiwa ajaib yang telah terjadi sebelumnya. Namun ketika kita mengalami kembali pertolongan Tuhan, hal itu akan semakin melatih iman kita agar bertambah kuat dan semakin bersandar kepada Tuhan, karena kita menjadi semakin yakin bahwa Dia pasti akan memberikan dan mengatur yang terbaik. Saat kita menghadapi kesulitan, kadang kita ragu dan kehilangan harapan. Maka kita harus senantiasa menghitung berkat-berkat Allah dalam hidup kita. Firman Tuhan mengatakan: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1Tes. 5:18) Marilah kita bersyukur atas segala kasih Allah yang berkelimpahan, selalu menyimpannya dalam hati dan janganlah melupakannya. Kiranya Tuhan menambahkan iman kita. Kemuliaan bagi Tuhan, Amin.
