SAUH BAGI JIWA
Kenapa Kamu Khawatir?
”Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” (Matius 6:25)
”Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” (Matius 6:25)
Apa itu khawatir? Khawatir adalah sebuah perasaan susah, takut, gelisah, atau cemas terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti. Dampak dari kekhawatiran ini bisa banyak, misalnya membuat orang menjadi stres, tidak bisa tidur, tidak nafsu makan, tidak fokus dalam bekerja, dan lainnya. Dan biasanya kita mengkhawatirkan tentang keadaan ekonomi, pekerjaan, masalah keluarga, ataupun masalah kesehatan.
Kita cenderung menjadi khawatir karena kita memikirkan terlalu banyak tentang hari esok. Kita mempunyai perasaan tidak tenang karena tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Namun sesungguhnya, kita tidak perlu khawatir. Bisa saja justru besok Tuhan akan memberikan jalan keluar bagi permasalahan kita. Firman Tuhan sendiri juga mengatakan kepada kita untuk tidak menjadi khawatir. Kekhawatiran tidak akan dapat menambah kehidupan kita, bahkan sehasta pun tidak (Mat 6:27).
Lihatlah burung pipit yang dijual seharga dua duit untuk lima ekor. Tuhan tidak melupakan seekor pun dari burung itu. Terlebih lagi kita. Tuhan tidak akan melupakan kita. Bahkan rambut di kepala kita pun dapat terhitung semuanya. Maka itu jangan takut, karena kita lebih berharga daripada banyak burung pipit (Luk 12:6-7).
Bunga bakung di ladang juga Tuhan hiasi, walaupun mereka tidak bekerja dan tidak memintal. Mereka juga dikatakan lebih indah daripada baju Salomo! Jadi, kalau Tuhan saja mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, Tuhan akan mendandani kita lebih lagi (Mat 6:28-30). Hal yang penting untuk kita lakukan adalah mengutamakan Tuhan di setiap aspek kehidupan kita.
Saya mempunyai kesaksian. Suatu kali saya mengambil suatu pelayanan. Sebetulnya, saya merasa agak kesulitan karena saya sedang melakukan pekerjaan saya. Tapi ketika saya mengutamakan pelayanan, ternyata esok harinya saya bisa mendapatkan bantuan dari Tuhan perihal pekerjaan saya.
Ketika saya masih sekolah, meskipun ada ujian keesokan harinya, saya tetap pergi ke gereja–tentu saja saya tetap belajar. Mukjizat Tuhan itu nyata—nilai saya justru lebih baik dibandingkan saat saya hanya belajar tanpa pergi ke gereja. Sungguh, Tuhan kita luar biasa!
Karena itu, janganlah kita khawatir tentang apa yang harus kita makan, minum, dan pakai. Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Bapa kita di sorga tahu bahwa kita memerlukan semuanya itu dan akan mencukupkan kebutuhan kita. Maka, kita tidak perlu khawatir akan apa pun juga karena Tuhan akan memelihara hidup kita. Tuhan juga adalah yang memegang kendali atas hidup kita.
Namun perlu diingat, bukan berarti kita tidak perlu bekerja, tapi kita harus mengutamakan Tuhan, maka Tuhan akan mencukupkan keperluan kita (Mat 6:31-34). Mari kita utamakan pelayanan dan ibadah kita dibandingkan hal-hal duniawi lainnya. Damai sejahtera dari Tuhan Yesus bagi kita, amin!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 26-27 April 2025
- Bacalah renungan “KENAPA KAMU KHAWATIR?”
- Belakangan ini, adakah hal yang membuat Anda khawatir? Setiap anggota keluarga dapat berbagi.
- Berdoalah bersama-sama.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.