Kumpulan Renungan Sauh Bagi Jiwa yang ditulis oleh Para Pendeta dan Jemaat Gereja Yesus Sejati di Indonesia
8. Berguna Atau Tidak?
“‘Segala sesuatu diperbolehkan.’ Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna” (1 Korintus 10:23a)
Terkadang, mungkin kita mempunyai pertanyaan di dalam pikiran kita, “Apakah kita boleh melakukan ini atau itu? Apalagi jika hal tersebut tidak tercantum dalam Alkitab, apakah berarti kita boleh melakukannya?”
Suatu kali saya membesuk seorang bapak yang sedang sakit paru-paru. Ia seorang pecandu rokok dan sebenarnya saat ia pergi berobat, dokter sudah berulang kali menasihatinya agar berhenti merokok sebab paru-parunya sudah rusak. Namun, di saat sakit pun, bapak ini tetap bersikeras untuk merokok. Bapak ini pun akhirnya meninggal. Tentang bahaya merokok dan asap rokok, sekarang ini publik pun sudah semakin terbuka––peringatan bahaya merokok sudah dicantumkan dalam setiap bungkus rokok yang dijual. Selain itu, larangan merokok juga sudah banyak diberlakukan di berbagai tempat umum.
Perbuatan merokok sendiri tidak tercantum dalam Alkitab. Apakah itu berarti kita boleh melakukannya? Firman Tuhan sesungguhnya telah memberikan sebuah prinsip yang tegas. Bukan hanya persoalan merokok, hal-hal lain yang tidak tercantum dalam Alkitab pun masih banyak. Bagaimana kita menanggapinya? Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus mengingatkan para pembaca tentang sebuah prinsip yang tegas di dalam Tuhan, “‘Segala sesuatu diperbolehkan.’ Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna” (1Kor 10:23a). Apakah maksud dari ayat tersebut? Kalimat “segala sesuatu berguna” tentunya dipertimbangkan berdasarkan kepatutan, moral, kesehatan serta kebenaran. Jika berguna, boleh dilakukan. Jika tidak berguna, jangan dilakukan.
Contoh lainnya adalah bermedia sosial. Meskipun sesuatu hal kita anggap berguna, bagi orang lain bisa saja justru menjadi batu sandungan. Mungkin kita merasa bahwa kita perlu untuk mengunggah segala kegiatan yang kita lakukan, termasuk hal-hal yang kita sukai atau ingini. Namun, sadarkah kita bahwa unggahan dengan dasar “segala sesuatu diperbolehkan” tersebut –tanpa kita sadari– justru dapat melemahkan iman orang lain yang melihatnya?
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi mengingatkan, “Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Fil 2:4). Artinya, di dalam segala hal, jangan hanya menggunakan sudut pandang pribadi, melainkan kita perlu memikirkan dari sudut pandang orang lain mengenai kegunaan atas perbuatan yang akan kita lakukan.
Saat pandemi, kita dihimbau untuk menggunakan masker agar kita terhindar dari virus dan agar kita juga tidak menyebarkan virus tersebut kepada orang lain. Peraturan itu harus kita ikuti karena berguna bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain.
Kalimat “bukan segala sesuatu berguna” sesungguhnya mengingatkan kita untuk berpikir dengan bijak terlebih dahulu sebelum kita melakukan sesuatu. Jangan sampai hal tersebut justru merugikan diri sendiri dan juga merugikan orang lain, atau bahkan menjadi batu sandungan bagi iman kerohanian orang lain. Kiranya Tuhan membimbing kita dalam setiap langkah kehidupan kita. Amin.