SAUH BAGI JIWA
Jangan Pesimis
Bacaan Alkitab Harian –
“Abram menjawab: ‘Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu’”
Abraham adalah seorang yang sangat beriman kepada Tuhan. Bagaimana tidak, keberaniannya untuk meninggalkan zona nyamannya merupakan bukti terkuat. Di Ur-Kasdim, Abraham telah hidup dengan nyaman. Tetapi karena iman, dia mau meninggalkan negeri kelahirannya. Dia percaya kepada Allah dan janji-Nya, “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.” Oleh karena imannya inilah, Abraham dikenal sebagai Bapa orang beriman.
Namun, sebagai manusia, Abraham pun tidak terlepas dari kelemahan. Ada saatnya dia merasa pesimis. Di usianya yang sudah tua, dia masih belum memiliki keturunan. Padahal Tuhan telah berjanji bahwa keturunannya akan menjadi bangsa yang besar. Jika seorang anak saja tidak punya, bagaimana mungkin dirinya bisa menjadi suatu bangsa yang besar?
Maka ketika Allah kembali menegaskan perjanjian-Nya, Abraham tertawa serta berkata dalam hatinya: “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?”
Abraham merasa dirinya dan Sara sudah tidak mungkin lagi untuk dapat memiliki keturunan di usia lanjut seperti itu. Dia mengira bahwa Eliezer, hambanyalah, yang akan menjadi pewaris segala harta kekayaannya dan bahwa janji Allah akan digenapi melalui Ismael. Tetapi Allah menegaskan bahwa bukanlah Ismael yang akan menjadi pewaris, melainkan dari keturunan Abraham sendiri. Dan kita tahu, pada akhirnya Tuhan menggenapi janji-Nya dengan lahirnya Ishak.
Hari ini, seperti Abraham, kita pun sebagai umat yang percaya kepada Tuhan dapat menjadi pesimis ketika keadaan menjadi tidak menentu. Ada saatnya iman kita menjadi lemah. Dan kita bisa mulai ragu dan bersikap pesimis seperti Abraham. Pada saat seperti itu, marilah kita datang kepada Tuhan. Sampaikanlah keluhan dan keraguan kita kepada-Nya. Maka Tuhan pun akan mengingatkan kita akan janji-Nya, sehingga iman kita kembali dikuatkan.
Dan asalkan kita mau bersabar dan tetap beriman dalam menantikan janji Tuhan, pada akhirnya kita akan melihat janji tersebut digenapi atas kita. Sebab Tuhan, yang menjanjikannya, adalah baik dan setia. Rancangan-Nya selalu baik atas kita. Seperti dikatakan dalam Yeremia 29:11, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
Karena itu, marilah kita percaya dan bersabar. Maka janji Tuhan akan tergenapi dalam hidup kita. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Perjanjian Allah dengan Abram; janji tentang keturunannya
1 Kemudian datanglah firman Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan: ”Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.”
2 Abram menjawab: ”Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu.”
3 Lagi kata Abram: ”Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku.”
4 Tetapi datanglah firman Tuhan kepadanya, demikian: ”Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu.”
5 Lalu Tuhan membawa Abram ke luar serta berfirman: ”Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: ”Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”
6 Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.