SAUH BAGI JIWA
Kedaulatan Allah Dalam Pilihan-Nya
Bacaan Alkitab Harian –
“Abram dan Nahor kedua-duanya kawin; nama isteri Abram ialah Sarai, dan nama isteri Nahor ialah Milka, anak Haran ayah Milka dan Yiska. Sarai itu mandul, tidak mempunyai anak”
“Abram dan Nahor kedua-duanya kawin; nama isteri Abram ialah Sarai, dan nama isteri Nahor ialah Milka, anak Haran ayah Milka dan Yiska. Sarai itu mandul, tidak mempunyai anak”
Dalam kehidupan keseharian, kita sering melihat orang-orang dipilih untuk posisi penting atau tugas besar berdasarkan kemampuan, pengalaman, atau pun latar belakang mereka. Namun dalam Alkitab, kita melihat bahwa Allah memiliki cara yang berbeda dalam memilih orang yang dikehendaki-Nya–sering kali melampaui cara manusia. Salah satu contohnya adalah ketika Allah memilih Abram–seorang yang tidak memiliki keturunan pada saat itu–untuk menjadi bapak dari banyak bangsa.
Abram berasal dari keturunan Sem, seperti yang dicatatkan dalam kitab bacaan kita pada hari ini. Dari silsilah ini, kita melihat bagaimana Allah mulai mempersempit garis keturunan dari Sem hingga Terah, ayah Abram. Meskipun Abram tampaknya hanyalah orang biasa tanpa keistimewaan besar, Allah memanggilnya untuk menjadi bagian dari rencana besar-Nya. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak memilih berdasarkan apa yang dilihat manusia, tapi berdasarkan kehendak dan rencana-Nya.
Dalam kehidupan kita pada saat ini, kita juga bisa melihat kedaulatan Allah dalam memilih seseorang untuk menyatakan rencana-Nya. Misalnya ada seorang Kristen yang bekerja di sebuah sekolah Kristen dan dia dipilih Allah untuk dapat memberitakan Injil kepada murid-muridnya, rekan-rekan kerjanya, serta kepada orang tua murid. Ia dapat melakukannya dengan cara mengajak mereka ke gereja dan membagikan kesaksian pengalaman rohaninya kepada mereka.
Sama halnya juga di dalam gereja. Kita mungkin pernah melihat ada orang-orang yang dipilih untuk tugas pelayanan di dalam gereja, meskipun mereka tidak memenuhi syarat menurut standar manusia. Standar manusia biasanya mencakup perihal pendidikan, status sosial, usia, dan lain-lain. Contohnya ada seorang jemaat yang dipanggil untuk melayani, yang awalnya merasa tidak memiliki kemampuan dalam bidang teologi. Namun Allah memilihnya untuk melayani di gereja–untuk menjadi pemimpin persekutuan, pengkhotbah, guru agama, atau untuk terlibat dalam pelayanan lainnya. Walaupun mereka merasa tidak mampu dan tidak layak, tapi Allah dapat memberikan mereka hikmat, keberanian, dan kesempatan untuk memberitakan Injil dan melayani sesama.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma juga menegaskan kedaulatan Allah. Dia yang berhak memilih dan pilihan-Nya selalu berdasarkan rencana yang lebih besar dari yang kita pahami. Pemilihan-Nya juga berdasarkan kemurahan hati-Nya (Rm 9:15-16). Meskipun di sisi lainnya, realita mungkin terkadang berkata lain, di mana manusia memilih berdasarkan kekuasaan, uang, atau pengaruh. Namun pemilihan yang semata-mata didasarkan pada kepentingan manusia sering kali berujung pada ketidakadilan dan bahkan dapat menimbulkan pertengkaran.
Mari kita percaya bahwa Allah memilih kita untuk peran yang besar dalam rencana-Nya. Kita mungkin tidak melihatnya sekarang, tapi Dia dapat bekerja melalui kita untuk menggenapi janji-Nya, meskipun kita mungkin tidak terlihat istimewa di mata manusia. Haleluya, amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Keturunan Sem
10 Inilah keturunan Sem. Setelah Sem berumur seratus tahun, ia memperanakkan Arpakhsad, dua tahun setelah air bah itu.
11 Sem masih hidup lima ratus tahun, setelah ia memperanakkan Arpakhsad, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
12 Setelah Arpakhsad hidup tiga puluh lima tahun, ia memperanakkan Selah.
13 Arpakhsad masih hidup empat ratus tiga tahun, setelah ia memperanakkan Selah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
14 Setelah Selah hidup tiga puluh tahun, ia memperanakkan Eber.
15 Selah masih hidup empat ratus tiga tahun, setelah ia memperanakkan Eber, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
16 Setelah Eber hidup tiga puluh empat tahun, ia memperanakkan Peleg.
17 Eber masih hidup empat ratus tiga puluh tahun, setelah ia memperanakkan Peleg, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
18 Setelah Peleg hidup tiga puluh tahun, ia memperanakkan Rehu.
19 Peleg masih hidup dua ratus sembilan tahun, setelah ia memperanakkan Rehu, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
20 Setelah Rehu hidup tiga puluh dua tahun, ia memperanakkan Serug.
21 Rehu masih hidup dua ratus tujuh tahun, setelah ia memperanakkan Serug, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
22 Setelah Serug hidup tiga puluh tahun, ia memperanakkan Nahor.
23 Serug masih hidup dua ratus tahun, setelah ia memperanakkan Nahor, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
24 Setelah Nahor hidup dua puluh sembilan tahun, ia memperanakkan Terah.
25 Nahor masih hidup seratus sembilan belas tahun, setelah ia memperanakkan Terah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
26 Setelah Terah hidup tujuh puluh tahun, ia memperanakkan Abram, Nahor dan Haran.
Daftar keturunan Terah
27 Inilah keturunan Terah. Terah memperanakkan Abram, Nahor dan Haran, dan Haran memperanakkan Lot.
28 Ketika Terah, ayahnya, masih hidup, matilah Haran di negeri kelahirannya, di Ur-Kasdim.
29 Abram dan Nahor kedua-duanya kawin; nama isteri Abram ialah Sarai, dan nama isteri Nahor ialah Milka, anak Haran ayah Milka dan Yiska.
30 Sarai itu mandul, tidak mempunyai anak.
31 Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta cucunya, Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana.
32 Umur Terah ada dua ratus lima tahun; lalu ia mati di Haran.