SAUH BAGI JIWA
Caraku Adalah Yang Terbaik?
Bacaan Alkitab Harian –
“Berkatalah Sarai kepada Abram: ‘Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.’ Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai”
“Berkatalah Sarai kepada Abram: ‘Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.’ Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai”
Di sebuah taman nasional, ada seorang pendaki sedang mengikuti jalur pendakian yang telah ditandai oleh petugas taman. Sebelum mendaki, petugas sudah memperingatkan agar semua pendaki tetap berada di jalur resmi, demi keamanan. Namun, si pendaki ini merasa jalur resmi terlalu panjang dan berbelit-belit, sehingga ia memutuskan untuk memotong jalur dan mencari rute sendiri. Awalnya, rencananya terlihat berhasil, tapi tak lama kemudian, ia menjadi tersesat di hutan lebat dan terjebak di tebing yang berbahaya. Akhirnya setelah berjam-jam, ia harus diselamatkan oleh tim pencari.
Pernahkah kita berada di situasi seperti pendaki tersebut? Kita merasa aturan atau perintah yang diberikan itu terlalu rumit atau memakan waktu yang lama. Lalu timbullah ide dalam benak kita, yang kita anggap cemerlang dan lebih mudah untuk dilakukan. Dalam hati, kita berkata, “Caraku adalah yang terbaik.” Maka kita pun melakukannya dengan cara kita sendiri dan mengabaikan aturan yang ada.
Dalam Alkitab, ada tokoh bernama Sarai, yaitu istri Abram. Sudah sepuluh tahun ia menantikan penggenapan janji pemberian anak dari TUHAN. Tapi ia masih belum juga mengandung. Menurut anggapannya, TUHAN sepertinya tidak memberikan dirinya melahirkan anak. Karena itulah dia memberikan hambanya, Hagar, kepada Abram untuk dihampiri. Dia berpikir mungkin oleh Hagarlah dia dapat memperoleh seorang anak. Abram pun mendengarkan perkataannya itu.
Tetapi apakah ini sesuai dengan rencana Allah? Tidak! Allah menekankan kepada Abraham bahwa Ia akan memberikan keturunan melalui Sarai (Kej 17:16). Sarai hanya menggunakan akal budinya sendiri ketika ia melihat bahwa janji Allah belum tergenapi juga.
Demikianlah ketika kita sudah cukup lama berdoa menantikan pertolongan Allah. Namun hal tersebut belum tiba juga. Kita menjadi tidak sabar dan cenderung memikirkan cara-cara kita sendiri untuk mendapatkan jalan keluarnya. Misalnya, kita tahu bahwa diri kita harus bekerja dengan jujur, dan juga tidak bekerja pada hari Sabat. Tetapi terkadang kita dapat berpikir untuk melakukan bisnis yang tidak jujur dan mengabaikan hari Sabat demi mendapatkan kekayaan.
Dari kisah Abram dan Sarai ini, kita tahu bahwa cara Tuhanlah yang terbaik. Kita hanyalah manusia biasa, yang bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi satu menit kemudian. Maka dari itu, biarlah kita mau selalu tunduk pada perintah-Nya dan taat pada tuntunan-Nya. Rancangan-Nya adalah yang terbaik bagi kita. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
1
Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.
2Berkatalah Sarai kepada Abram: “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
3Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, — yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan —, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya.
4Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu.
5Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: “Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau.”
6Kata Abram kepada Sarai: “Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.
7Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur.
8Katanya: “Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?” Jawabnya: “Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku.”
9Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya.”
10Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.”
11Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.
12Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.”
13Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: “Engkaulah El-Roi.” Sebab katanya: “Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?”
14Sebab itu sumur tadi disebutkan orang: sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered.
15Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael.
16Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
