SAUH BAGI JIWA
Kambing Hitam
“Jawab Gideon kepada-Nya: ‘Ah, tuanku, jika Tuhan menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami?’“ (Hakim-hakim 6:13a)
“Jawab Gideon kepada-Nya: ‘Ah, tuanku, jika Tuhan menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami?’“ (Hakim-hakim 6:13a)
Pernahkah kita berada di tengah situasi di mana semua mata tertuju pada kita, padahal kita tahu ada banyak faktor lain yang memengaruhi masalah itu? Atau mungkin kita merasa dituntut untuk menanggung kesalahan, meskipun orang lain yang menyebabkannya? Itulah yang dinamakan dengan kambing hitam. Kambing hitam adalah seseorang atau sesuatu yang dijadikan sasaran kesalahan atau dipersalahkan atas masalah tertentu, meskipun sebenarnya bukan dia yang bertanggung jawab. Ini sering terjadi ketika seseorang atau suatu kelompok ingin melepaskan diri dari tanggung jawab dan memilih pihak lain sebagai pelampiasan atas kegagalan atau kesalahan yang terjadi.
Setelah menang dan terlepas dari tekanan raja Kanaan, orang Israel tinggal dengan aman selama empat puluh tahun. Namun kemudian, mereka melakukan apa yang jahat lagi di mata Tuhan, maka Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian. Dituliskan dalam Hakim-hakim pasal 6 bahwa orang Midian, orang Amalek, dan orang-orang dari sebelah timur datang ke negeri itu untuk memusnahkannya. Dengan demikian, orang Israel menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang Midian itu. Lalu berserulah mereka kepada Tuhan.
Pada suatu saat, Malaikat Tuhan datang menampakkan diri kepada Gideon dan berfirman kepadanya, “Tuhan menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” Mendengar ini, Gideon menjawab, “Ah, tuanku, jika Tuhan menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami?”
Gideon mempertanyakan mengapa bangsa Israel berada di kondisi yang demikian sulit jika Tuhan menyertai mereka. Ia juga menyatakan bahwa Tuhan membuang mereka dan menyerahkan mereka ke dalam cengkeraman orang Midian. Seolah-olah ini semua salah Tuhan. Gideon tampaknya tidak menyadari bahwa alasan ini terjadi adalah karena kesalahan bangsa Israel sendiri yang meninggalkan Tuhan.
Padahal Tuhan sudah ada di tengah-tengah bangsa Israel sejak lama. Tuhan menuntun mereka keluar dari Mesir. Tuhan menghalau musuh mereka dari hadapan mereka. Tapi bangsa Israel tidak mendengarkan firman Tuhan yang melarang mereka untuk menyembah allah asing. Jadi bangsa Israel sendirilah penyebab mengapa mereka berada di situasi sulit seperti itu.
Apakah kita juga pernah bersikap seperti Gideon, bertanya-tanya mengapa kita harus menghadapi kesulitan? “Tuhan, mengapa saya harus kehilangan pekerjaan ini?” “Kenapa saya harus jatuh sakit?” “Mengapa saya harus tertimpa masalah seberat ini?” Mungkin terkadang kita menyalahkan Tuhan dan berpikir bahwa Tuhan tidak mengasihi kita. Padahal Tuhan tidak pernah merencanakan yang jahat kepada kita (Yer 29:11).
Kesulitan terjadi bisa karena agar kita dapat bertumbuh dan semakin mendekat kepada-Nya. Tapi bisa juga karena kita sendiri yang telah berdosa dan berbuat salah, sehingga kita harus menanggung konsekuensinya. Maka, ketika kita menghadapi kesulitan, janganlah kita mengambinghitamkan Tuhan, melainkan periksalah diri sendiri—apakah ada pelajaran yang Tuhan ingin kita pelajari atau dosa yang perlu kita akui? Kiranya kita dapat belajar untuk mengintrospeksi diri sendiri dan selama masih ada waktu, pakailah kesempatan itu untuk membenahi diri. Tuhan Yesus menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 30 November 2024
- Bacalah renungan “KEMARIN, HARI INI DAN BESOK”
- Adakah dalam minggu ini Saudara mengalami hari yang malang, yang penuh kesulitan, tekanan, dan permasalahan? Setiap anggota keluarga boleh berbagi.
- Tetaplah mengucap syukur pada hari malang. Dengan adanya permasalahan hidup, sesungguhnya akan membuat kita semakin bertumbuh dalam iman dan semakin bersandar pada-Nya.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.