SAUH BAGI JIWA
Kebebasan Dalam Batasan
Bacaan Alkitab Harian –
”Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati””
”Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati””
Kebebasan adalah hal yang sangat kita inginkan. Kita semua ingin merasa bebas untuk membuat keputusan, mengejar impian, dan menjalani hidup seperti yang kita inginkan. Tapi, seringkali kita lupa bahwa kebebasan sejati selalu disertai dengan tanggung jawab dan aturan.
Melalui perikop dalam Kitab Kejadian 2:16-17, kita dapat belajar tentang kebebasan dalam rencana Tuhan. Tuhan memberi manusia kebebasan untuk menikmati semua yang ada di Taman Eden. ”Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas.” Manusia boleh makan dari semua pohon di taman itu, kecuali satu: “Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
Mengapa Tuhan memberi perintah ini? Apakah Tuhan ingin mengurangi kebebasan manusia? Sebaliknya, Tuhan menetapkan firman-Nya ini untuk melindungi manusia. Firman ini adalah tanda kasih Tuhan yang tahu apa yang terbaik untuk kita, karena Tuhan paham bahwa kebebasan tanpa batas bisa menghancurkan kita. Firman ini bukan untuk mengekang, tetapi untuk membimbing manusia menuju kebebasan yang memberi kehidupan bukan kematian.
Dalam hidup kita sehari-hari, kita juga sering dihadapkan pada banyak pilihan. Dunia menawarkan berbagai hal yang kelihatannya memberi kebebasan dan kebahagiaan. Tapi, tidak semua yang tampak baik itu benar-benar baik untuk kita. Seperti dalam peristiwa di Taman Eden, sering kali kita tergoda untuk melanggar aturan yang sudah Tuhan tetapkan, berpikir bahwa kita tahu yang terbaik untuk diri kita sendiri. Namun peristiwa ini mengingatkan kita bahwa kebebasan sejati bukan berarti bebas tanpa batas. Kebebasan sejati ditemukan dalam ketaatan kita kepada kehendak Tuhan. Tuhan memberi kita petunjuk melalui firman-Nya, bukan untuk membatasi, tapi untuk membimbing kita menuju hidup yang penuh makna dan tujuan, karena ”Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mzm 119:105).
Bagi kita yang mungkin belum mengenal Tuhan atau masih ragu, ingatlah bahwa Tuhan bukanlah sosok yang mengekang, tapi Tuhan yang penuh kasih dan menginginkan yang terbaik bagi kita. Dia memberikan kebebasan, tetapi kebebasan yang disertai dengan kasih dan perlindungan. Saat kita belajar untuk hidup dalam kebebasan yang dituntun oleh kehendak-Nya atau firmannya, kita akan menemukan hidup yang penuh damai, sukacita, dan tujuan yang sejati.
Mari kita melihat kebebasan yang Tuhan berikan dengan memahami batasan yang Dia tetapkan, karena di dalam batasan itulah kita menemukan kebebasan yang membawa hidup, bukan kematian.
”Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu” (Yes 1:19). Amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
1
Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
2Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
3Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
4Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.
5belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;
6tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu —
7ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
8Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
9Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
10Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.
11Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada.
12Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras.
13Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush.
14Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.
15TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
16Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
17tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”