SAUH BAGI JIWA
Mengeraskan Hati
“Siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa?” (Ibrani 3:16)
“Siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa?” (Ibrani 3:16)
Umat Israel dikenal sebagai orang yang bebal dan tegar tengkuk. Mereka senantiasa membangkitkan murka Allah karena ketidakpercayaan dan ketidaktaatan mereka. Berulang kali mereka berbuat dosa dan meskipun telah dihukum, mereka sama sekali tidak insaf. Mereka melakukan kesalahan yang sama, sehingga akhirnya sebagian besar dari mereka dibinasakan di padang gurun.
Bahkan sampai pada zaman raja-raja pun mereka tetap melakukan dosa dan kesalahan yang sama: mereka berubah setia dan menajiskan rumah Tuhan (2 Taw 36:14). Namun Tuhan tetap mengasihi umat-Nya. Ia berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya agar mereka bertobat dan berbalik dari perbuatan mereka yang salah itu. Tapi mereka terus mengeraskan hati dan tidak mau bertobat. Malahan, mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu, murka Tuhan bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi ada pemulihan. Tuhan menggerakan raja orang Kasdim untuk melawan dan menaklukkan mereka. Itulah hukuman yang Allah berikan atas ketidaktaatan mereka.
Saat ini, Tuhan juga terus memanggil orang-orang untuk bertobat dan datang kepada-Nya. Namun, masih banyak orang yang mengeraskan hati dan mengabaikan panggilan tersebut. Padahal sesungguhnya panggilan Tuhan itu adalah kasih karunia-Nya atas kita, sebab tidak semua orang memperolehnya (Ibr 4:7).
Hal tentang mengeraskan hati juga berlaku bagi umat percaya. Sebab banyak juga umat Tuhan yang telah menyimpang dari iman dan kebenaran karena suatu hal. Apabila kita tidak berwaspada dan berjaga-jaga, kita dapat jatuh ke dalam pencobaan dan berbuat dosa. Walaupun demikian, Tuhan tetap mengasihi kita. Sama seperti kepada orang Israel, Ia pun senantiasa berusaha menarik dan membawa kita kembali ke jalan-Nya dengan berbagai cara. Cara-cara tersebut dapat berbentuk masalah, penyakit, teguran atau nasihat dari orang lain, dan sebagainya. Tapi seringkali kita justru yang mengabaikannya, mungkin karena kita kurang atau tidak peka, atau memang karena kita sengaja mengeraskan hati seperti umat Israel.
Ya, hidup adalah pilihan dan Tuhan memberikan kita kebebasan. Namun pada akhirnya, kita harus menanggung akibat dari setiap pilihan yang kita buat. Tuhan sungguh mengasihi kita sehingga selalu merancangkan yang terbaik bagi kita. Ia tidak akan mencelakai kita. Jadi jika kita mengabaikan nasihat atau peringatan-Nya, maka itu sama artinya dengan kita mencelakai diri sendiri (Ams 1:24-26).
Sampai sekarang ini Tuhan selalu secara aktif membimbing hidup kita. Jika kita menginginkan akhir yang baik, kita harus memiliki kepekaan untuk mendengar dan kerendahan hati untuk menaati segala perintah-Nya. Lembutkanlah hati kita untuk dapat menerima setiap rancangan-Nya atas hidup kita.
Ya, hidup adalah pilihan. Dan Tuhan memberikan kita kebebasan. Namun pada akhirnya, kita harus menanggung akibat dari setiap pilihan yang kita buat. Tuhan sungguh mengasihi kita sehingga selalu merancangkan yang terbaik bagi kita. Ia tidak akan mencelakai kita. Jadi ketika kita mengabaikan nasihat atau peringatan-Nya, maka itu sama artinya dengan kita sedang mencelakai diri-sendiri.
Penulis Kitab Amsal 1:24-26 berkata, “Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu.”
Tuhan senantiasa memberikan rancangan terbaik dalam hidup kita. Oleh karena itu, jika kita menginginkan akhir yang baik, kita harus memiliki kepekaan untuk mendengar dan kerendahan hati untuk mentaati segala perintah-Nya. Lembutkanlah hati kita untuk dapat menerima setiap rancangan-Nya atas hidup kita. Tuhan Yesus menyertai kita semua. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
26-27 Oktober 2024
1. Bacalah renungan “MENGERASKAN HATI”
2. Bagi Anda, untuk menerima nasihat itu rasanya mudah atau sulit? Bagikan pengalaman Anda.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat dengan rendah hati menerima nasihat Firman Tuhan.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.