SAUH BAGI JIWA
Menjalin Persahabatan
“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah” (Yakobus 4:4)
“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah” (Yakobus 4:4)
Persahabatan merupakan sebuah hubungan yang lebih dalam dari pertemanan biasa. Hubungan dengan sahabat didasarkan pada saling percaya, mendukung, dan pengertian yang lebih mendalam. Kita cenderung merasa nyaman untuk berbagi rahasia dan kekhawatiran dengan seorang sahabat, karena kita mempercayai mereka. Kita mengenal sahabat kita dan sangat dekat dengannya. Mempunyai seorang atau beberapa sahabat tentu sangat penting.
Namun, kita perlu berhati-hati dalam memilih sahabat. Apabila kita salah memilih orang, kita dapat menjadi rugi atau ikut terjerumus ke dalam perbuatan tidak baiknya. Begitu pun dalam hal kerohanian—kita perlu memilih, apakah kita ingin bersahabat dengan dunia atau dengan Allah? Kita tidak dapat memilih keduanya, sebab seperti yang tertulis dalam Yakobus 4:4, “Persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah.” Jika kita bersahabat dengan dunia, maka kita otomatis menjadi musuh Allah.
Seperti apakah persahabatan dengan dunia? Salah satu contohnya adalah apabila kita mencintai uang dengan berlebihan. Jika kita terlalu dan hanya berfokus pada mencari uang selama hidup di bumi ini, kita mungkin menjadi lupa untuk mencari harta di surga. Rasul Paulus juga pernah menuliskan dalam
Persahabatan dengan dunia membuat kita menjadi terikat dengan dunia dan apa yang ada di dalamnya. Ikatan ini dapat membuat kita kehilangan akan pandangan terhadap kerajaan surga. Kita akan terus memikirkan harta benda dibandingkan memikirkan tentang Allah. Celakanya, hal ini dapat terjadi tanpa kita sadari dan secara perlahan.
Lalu bagaimana caranya agar kita dapat bersahabat dengan Allah, bukan bersahabat dengan dunia? Kita bisa melihat dari contoh Abraham. Abraham disebut sebagai “sahabat Allah” karena kebenarannya (Yak 2:23). Kita juga dapat membangun persahabatan dengan Allah melalui kebenaran. Jika kita membersihkan tangan kita dan menyucikan hati kita, maka kita dapat mendekat pada Allah dan Allah juga akan mendekat pada kita (Yak 4:8). Apa yang kita baca dalam Alkitab adalah kebenaran dan itulah yang perlu kita lakukan dalam kehidupan kita agar dapat bersahabat dengan Allah.
Ketika kita menjadi sahabat Allah, dunia menjadi tidak menarik lagi bagi kita. Dengan begitu, kita dapat melihat Tuhan dengan jelas dan melayani-Nya dengan setia. Tuhan menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.