SAUH BAGI JIWA
Menghina Tanpa Sadar
“Siapa menghina sesamanya, tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai, berdiam diri” (Amsal 11:12)
“Siapa menghina sesamanya, tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai, berdiam diri” (Amsal 11:12)
Menghina adalah sebuah tindakan atau ucapan yang bertujuan untuk merendahkan, menyinggung, atau menyakiti perasaan orang lain. Hal ini bisa kita lakukan secara sengaja atau tidak sengaja. Selain itu, hal ini juga bisa terjadi dalam berbagai bentuk, baik verbal, tulisan, gerakan tubuh, maupun melalui media digital. Baik secara rohani maupun secara etika, perilaku ini sebenarnya tidak baik karena dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat, merusak hubungan, dan menimbulkan dampak psikologis yang serius pada orang yang dihina.
Kita sudah tahu bahwa menghina adalah sebuah perilaku yang kita tidak boleh lakukan. Tapi berwaspadalah, karena perilaku ini dapat kita lakukan tanpa kita sadari. Kita mungkin tidak menghina seseorang langsung di hadapan orang tersebut, tapi apakah kita masih menjelek-jelekkan seseorang di belakangnya? Ditambah lagi dengan kemajuan media digital, kita bisa menghina orang lain hanya dengan menggunakan kedua jari kita. Kita tidak boleh melakukan hal ini, apalagi jika yang kita bicarakan adalah hal-hal yang sudah terbawa sejak lahir, seperti fisik, ras, keluarga, keadaan ekonomi, dan sebagainya.
Salah satu contoh kisah dalam Alkitab tentang menghina orang lain adalah ketika Nabi Elisa dihina oleh anak-anak Betel. Anak-anak tersebut berseru kepadanya, “Naiklah botak, naiklah botak!” Setelah itu, mereka menerima akibat fatal, yaitu mereka dikutuk dan dua ekor beruang mencabik-cabik mereka (2Raj 2:23-25). Sungguh tragis.
Lagipula jika kita renungkan, untuk apa kita menertawakan atau menghina orang lain? Tidak ada gunanya selain agar kita merasa lebih baik daripada orang tersebut. Perilaku ini juga dapat kita lakukan karena alasan lainnya, seperti kita benci atau dendam terhadap seseorang. Apabila memang demikian, kita seharusnya mengajak orang tersebut untuk berbicara empat mata dan selesaikan masalah tersebut dengan baik.
Tuhan memberikan kita mulut agar kita dapat mengabarkan Injil Tuhan dan agar kita dapat memuliakan nama Tuhan, bukan untuk menghina orang lain. Kita bisa diingatkan melalui ayat dalam Yakobus 3:9-10 ini: “Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.”
Kita mungkin sudah mengerti bahwa kita tidak boleh menghina orang lain. Tapi kita tetap perlu berhati-hati, karena kita masih dapat melakukan tindakan ini tanpa kita sadari dan dengan demikian kita tidak menunjukkan identitas kita sebagai anak Allah. Berpikirlah dua kali sebelum berbicara dan bersikap serta milikilah lingkungan pertemanan yang sehat agar kita tidak melakukan tindakan ini. Tuhan menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.