SAUH BAGI JIWA
Tidak Mencari Keuntungan
“Tetapi aku tidak berbuat demikian karena takut akan Allah” (Nehemia 5:15b)
“Tetapi aku tidak berbuat demikian karena takut akan Allah” (Nehemia 5:15b)
Dalam membuka usaha dan bekerja, tentu kita ingin mendapatkan keuntungan. Kita memerlukan keuntungan agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan agar dapat bertahan hidup. Jika kita terus merugi, kita bisa renungkan dan pikirkan lagi tentang pekerjaan yang kita ambil: apakah pekerjaan itu layak untuk kita lakukan?
Nehemia adalah seorang juru minuman Raja Artahsasta. Ketika tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar, raja memperbolehkannya untuk kembali ke Yerusalem dan membangun tembok itu kembali. Ia juga diangkat sebagai bupati di tanah Yehuda.
Kita mungkin berpikir, seorang bupati pasti hidup dengan nyaman. Ia mungkin mempunyai gaji yang besar, rumah yang mewah, mempunyai banyak suruhan, dan lain-lain. Menariknya, meskipun Nehemia mempunyai jabatan sebagai bupati, ia dan saudara-saudaranya dikatakan tidak pernah mengambil bagian yang menjadi hak bupati (Neh 5:14). Mengapa?
Jika kita membaca kitab Nehemia 5, kita bisa menemukan bahwa ternyata rakyat mempunyai keluhan atas perlakuan sesama orang Yahudi terhadap mereka. Mereka kehilangan ladang, kebun anggur, rumah, bahkan anak-anak mereka agar dapat bertahan hidup. Meskipun pada akhirnya Nehemia menegur oknum yang berlaku tidak baik dan mereka setuju untuk berubah, namun rakyat sangat tertekan (Neh 5:18). Para bupati yang sebelumnya juga sangat membebankan beban rakyat dengan mengambil dari rakyat empat puluh syikal perak sehari dan dengan menempatkan banyak anak buah mereka berkuasa atas rakyat.
Nehemia tidak seperti para bupati yang sebelumnya. Meskipun rakyat terbebani dengan ketentuan yang ditetapkan bupati, tapi para bupati yang sebelumnya itu tidak peduli dan tetap mengambil uang tersebut. Berbeda dengan Nehemia, ia adalah seorang yang takut akan Allah maka ia tidak ingin mencari keuntungan pribadi di atas penderitaan orang lain.
Seperti yang telah dituliskan di atas, kita tentu ingin mendapatkan keuntungan. Tapi apakah keuntungan yang kita ambil itu didapatkan dengan cara yang baik atau tidak? Apakah demi mendapatkan keuntungan tersebut, kita harus merugikan orang lain? Kita sering mendengar adanya kasus korupsi pada perusahaan-perusahaan besar maupun kecil, tapi korupsi bisa juga terjadi di tempat-tempat kerja lainnya, termasuk di tempat kerja kita, seperti halnya korupsi waktu–mengambil jam istirahat lebih lama dari yang seharusnya atau pulang lebih awal dari waktu yang sudah disepakati sebelumnya. Contoh lainnya adalah demi mencapai angka penjualan yang tinggi, beberapa oknum mungkin menipu pembeli dengan melebih-lebihkan kualitas produk yang dijual.
Sebagai seorang pengikut Tuhan, mari kita tinggalkan dan jauhi perbuatan yang tidak benar ini. Sebaliknya, kita bisa meneladani sikap Nehemia yang begitu peduli dengan keadaan rakyat sehingga ia tidak mau menekan mereka dan tidak mencari keuntungan pribadi. Mari kita bekerja keras dengan sikap yang menunjukkan identitas kita sebagai orang yang takut akan Allah.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.