SAUH BAGI JIWA
Agar Tidak Ditebang
“Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api” (Matius 3:10)
“Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api” (Matius 3:10)
Berkebun adalah salah satu aktivitas bermanfaat yang bisa menjadi hobi dari seseorang. Kegiatan ini biasanya dimulai dari menabur benih, menyiraminya, memberinya pupuk, dan merawatnya dengan baik agar kita bisa menikmati hasilnya nanti; baik itu bunga, buah, atau sayuran. Tentunya, kita ingin mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan kita dan pastinya kita ingin mendapatkan hasil yang baik, misalnya buah yang manis. Apabila hasilnya ternyata asam atau bahkan pahit, kita akan menjadi kecewa karena merasa waktu dan usaha kita sia-sia. Pada akhirnya, mungkin kita akan berpikir untuk menebang pohon tersebut.
Dalam Lukas 13:6-9, Yesus mengatakan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Pemilik pohon ara tersebut mencari buah pada pohon itu selama tiga tahun, tapi tidak menemukannya. Jika kita adalah si pemilik pohon ara tersebut, apakah yang akan kita lakukan? Mungkin kita akan berpikir untuk tebang saja pohon itu dan menggantikannya dengan tanaman lainnya.
Sama seperti pohon, kehidupan kerohanian kita pun harus berbuah. Orang Kristen yang tidak tekun akan mudah untuk mengalami stagnasi rohani, yaitu kerohanian yang tidak berkembang. Selain itu, kita akan menjadi lebih mudah untuk terkecoh dengan ajaran palsu (Ef 4:14). Apabila kita terus tidak menghasilkan buah, maka ada kemungkinan besar kita juga bernasib seperti pohon ara yang tidak berbuah tersebut—ingin ditebang atau ditolak oleh Allah.
Namun Tuhan kita adalah Allah yang baik. Ia memberikan kita kesempatan apabila kita masih belum berbuah. Oleh karena itu, kita harus memegang kesempatan ini sebaik mungkin agar kita dapat berbuah. Bagaimanakah caranya agar kita dapat berbuah?
Dalam Yohanes 15:5, ada tertulis: “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Jika kita ingin berbuah, maka caranya adalah tinggalah di dalam Tuhan yang adalah pokok anggur–ini berarti kita perlu percaya akan firman-Nya dan memegangnya.
Pada hari ini, apakah kita telah bersungguh-sungguh mendengar dan percaya akan firman Tuhan ketika mendengar dan membacanya? Lalu setelah kita menerimanya, apakah firman tersebut berakar di dalam hati kita sehingga dapat berbuah manis? Firman yang kita telah terima perlu kita aplikasikan di dalam kehidupan kita, bukan hanya masuk melalui telinga kanan dan keluar melalui telinga kiri.
Agar firman Tuhan dapat bertumbuh dan agar kita dapat berbuah manis, kita perlu melepaskan keinginan daging kita dan memohon akan pimpinan Roh Kudus. Sebelum terlambat, mari kita hasilkan buah yang baik agar kita tidak ditebang.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.