SAUH BAGI JIWA
Rela Berkorban
Bacaan Alkitab Harian – Kisah Para Rasul 21:1-14
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 23 May 2024
“Tetapi Paulus menjawab: ‘Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus’“ (Kisah Para Rasul 21:13)
“Tetapi Paulus menjawab: ‘Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus’“ (Kisah Para Rasul 21:13)
Sebagai manusia, kita cenderung akan memilih hal-hal yang menyenangkan dan menghindari hal-hal yang menyusahkan dan membuat kita menderita. Misalnya saja, jika dari peta online kita mengetahui jalan yang biasanya kita lewati terkena macet parah, kita pasti akan menghindari jalan tersebut dan mencari alternatif jalan lain. Atau, jika kita telah berencana pergi ke satu tempat, tetapi ternyata kita mengetahui jalan menuju ke sana terjadi longsor sehingga berbahaya bagi pengemudi yang melewatinya, kita pun pasti akan menghindarinya dan mencari tujuan wisata lainnya.
Dalam Kisah Para Rasul 21, dikisahkan bagaimana Rasul Paulus dan rekan-rekan sekerjanya bertemu dengan seorang nabi bernama Agabus, yang menceritakan apa yang akan terjadi kepada Paulus. Dia mengambil ikat pinggang Paulus, mengikat kaki dan tangannya, lalu berkata, “Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain.” Mendengar nubuatan itu, tentunya rekan-rekan sekerja Paulus tidak ingin hal buruk terjadi pada Paulus dan mencegahnya pergi ke Yerusalem. Tapi Paulus menjawab, “Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.” Demi menggenapi tugas pelayanannya, rasul Paulus bersedia berkorban dan menyerahkan segalanya, bahkan nyawanya, bagi Tuhan.
Hari ini, seberapa besar kerelaan kita untuk berkorban bagi Tuhan? Terkadang, dalam melakukan pelayanan dan persiapannya, kita perlu mengorbankan cukup banyak waktu, yang sesungguhnya bisa kita pakai untuk diri kita sendiri. Terkadang kita perlu menghadiri rapat di hari Minggu, yang seharusnya bisa kita pakai untuk bermain bersama keluarga. Bukan hanya waktu yang perlu kita korbankan, juga tenaga, pikiran, bahkan tidak jarang kita pun dapat mengeluarkan dana. Apakah kita bersedia mengorbankan semuanya ini dengan tulus hati untuk Tuhan?
Jika dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan Paulus, tentunya pengorbanan kita tidaklah seberapa. Karena itu, biarlah kiranya sikap Paulus yang rela berkorban ini dapat menjadi sebuah teladan yang baik bagi kita semua.
Tuhan Yesus telah rela mengorbankan nyawa-Nya untuk kita, apakah kita juga rela memberikan hidup kita untuk-Nya?
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Kisah Para Rasul 21:1-14
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Kisah Para Rasul 21:1-14
Paulus di Tirus dan di Kaisarea
1 Sesudah perpisahan yang berat itu bertolaklah kami dan langsung berlayar menuju Kos. Keesokan harinya sampailah kami di Rodos dan dari situ kami ke Patara.2 Di Patara kami mendapat kapal, yang hendak menyeberang ke Fenisia. Kami naik kapal itu, lalu bertolak.3 Kemudian tampak Siprus di sebelah kiri, tetapi kami melewatinya dan menuju ke Siria. Akhirnya tibalah kami di Tirus, sebab muatan kapal harus dibongkar di kota itu.4 Di situ kami mengunjungi murid-murid dan tinggal di situ tujuh hari lamanya. Oleh bisikan Roh murid-murid itu menasihati Paulus, supaya ia jangan pergi ke Yerusalem.5 Tetapi setelah lewat waktunya, kami berangkat meneruskan perjalanan kami. Murid-murid semua dengan isteri dan anak-anak mereka mengantar kami sampai ke luar kota; dan di tepi pantai kami berlutut dan berdoa.6 Sesudah minta diri kami naik ke kapal, dan mereka pulang ke rumah.7 Dari Tirus kami tiba di Ptolemais dan di situ berakhirlah pelayaran kami. Kami memberi salam kepada saudara-saudara dan tinggal satu hari di antara mereka.8 Pada keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya.9 Filipus mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernubuat.10 Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus.11 Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: ”Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain.”12 Mendengar itu kami bersama-sama dengan murid-murid di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem.13 Tetapi Paulus menjawab: ”Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.”14 Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata: ”Jadilah kehendak Tuhan!”
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
