SAUH BAGI JIWA
Tetaplah Tenang Dan Andalkan Tuhan
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 25 May 2024
“Lalu kata orang Israel kepada Samuel: ‘Janganlah berhenti berseru bagi kami kepada TUHAN, Allah kita, supaya Ia menyelamatkan kami dari tangan orang Filistin itu“ ( 1 Samuel 7:8)
“Lalu kata orang Israel kepada Samuel: ‘Janganlah berhenti berseru bagi kami kepada TUHAN, Allah kita, supaya Ia menyelamatkan kami dari tangan orang Filistin itu“ (
Bangsa Israel dan bangsa Filistin telah terlibat dalam pertempuran beberapa kali. Ada saat di mana bangsa Filistin yang menang, ada juga saat di mana bangsa Israel yang menang. Tapi, bukankah bangsa Israel adalah umat Tuhan? Mengapa bangsa Israel bisa kalah?
Pada waktu Israel mulai kalah dari satu bagian pertempuran, mereka membawa keluar tabut Allah. Mereka menjadi sangat bersemangat dan percaya bahwa tabut itu secara fisik dapat memenangkan peperangan mereka, bagaikan “jimat keberuntungan.” Padahal, saat itu perilaku dan hati mereka jauh dari Tuhan dan akhirnya, mereka kalah.
Kita bandingkan peristiwa tersebut dengan peristiwa berikutnya saat mereka memenangkan pertempuran dalam kitab
Jika kita membandingkan kedua peristiwa tersebut, kita dapat menemukan beberapa perbedaan penting. Pertama, orang Israel mengeluarkan tabut Tuhan pada pertempuran pertama, tapi tidak pada pertempuran kedua. Perbedaan kedua, orang Israel memiliki kepercayaan diri yang sangat besar ketika mereka mengeluarkan tabut Tuhan, tapi dalam pertempuran kedua mereka justru ketakutan dan berseru pada Tuhan. Terakhir, bangsa Israel kalah dalam pertempuran pertama karena Tuhan tidak menyertai mereka. Namun, dalam pertempuran kedua, Tuhan menolong mereka sehingga mereka dapat menang.
Apakah inti dari perbedaan tersebut? Pada peperangan pertama, meskipun mereka sudah membawa tabut, Tuhan sesungguhnya sudah meninggalkan mereka. “Jimat keberuntungan” dan kekuatan serta kepercayaan diri mereka tidak sanggup menolong mereka. Di sisi lain, pada peperangan kedua, setelah mereka bertobat dan berseru-seru kepada Tuhan, Tuhan sendirilah yang melakukan sebagian besar pekerjaan mereka sehingga mereka memperoleh kemenangan.
Kita dapat merenungkan hal ini: apakah selama ini kita menaruh kepercayaan kita sepenuhnya kepada Tuhan atau kepada diri sendiri dan sebuah benda fisik? Apakah kita cenderung lebih mengandalkan beberapa barang materi atau kepercayaan takhayul daripada Tuhan ketika menghadapi suatu permasalahan? Sama seperti Tuhan menolong dan beserta dan bangsa Israel saat mereka bertobat dan sungguh-sungguh bersandar pada-Nya, demikian pula, sudah seharusnya kita bertobat dan bersandar hanya kepada Tuhan, bukanlah kepada kepandaian, kekuatan fisik serta kelimpahan materi yang kita miliki. “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Ams 3:5-6).
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.