SAUH BAGI JIWA
Sikap Terhadap Penderitaan
Bacaan Alkitab Harian – Kisah Para Rasul 16:25-34
“Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah…“ (Kisah Para Rasul 16:25a)
“Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah…“ (Kisah Para Rasul 16:25a)
Sama seperti di kota-kota lainnya, Paulus dan Silas juga mengalami masalah saat memberitakan Injil di Filipi. Mereka didera dan dimasukkan ke dalam penjara. Tetapi, Paulus dan Silas adalah orang-orang yang luar biasa. Saat itu kondisi mereka sangat menderita dan tubuh mereka penuh luka-luka yang menyakitkan. Kaki mereka juga dibelenggu sehingga tidak dapat bergerak bebas. Tetapi, mereka tidak mengerang, mengeluh, apalagi mengutuk. Sebaliknya, mereka malah berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah.
Mengapa Paulus dan Silas bisa bersikap demikan?
Pertama, mereka ingin meneladani Yesus. Saat Yesus dibenci, difitnah bahkan dicaci-maki, Ia tidak membalas atau memberi ancaman. Melainkan, Ia menyerahkan seluruhnya kepada Bapa yang menghakimi dengan adil (1Ptr 2:23). Penderitaan yang dialami Tuhan Yesus jauh lebih berat daripada penderitaan mereka, tetapi Ia rela menanggungnya dengan tetap berdiam diri.
Kedua, mereka menganggap bahwa penderitaan merupakan bagian dari panggilan mereka sebagai pengikut Yesus. Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Rasul Paulus pernah mengingatkan jemaat bahwa kepada mereka bukan saja telah dikaruniakan untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita demi Tuhan. Dengan kata lain, jika Yesus telah menderita, mereka pun pasti akan mengalaminya.
Ketiga, mereka menganggap bahwa menderita bagi Kristus merupakan kasih karunia Allah karena tidak semua orang dilayakkan untuk itu. Firman Tuhan mengajarkan bahwa saat seseorang menderita pukulan karena kesalahan atau dosanya, hal itu tidak dapat disebut sebagai pujian. Sebaliknya, jika seseorang berbuat baik dalam Kristus dan karena itu ia menderita, itulah kasih karunia yang dari Allah.
Terakhir, mereka tahu bahwa Tuhan senantiasa menyertai mereka. Dia akan memampukan mereka menanggung segala penderitaan. Seperti halnya yang tertulis dalam surat
Penderitaan merupakan bagian dari panggilan kita sebagai umat Kristen. Bukan hanya penderitaan secara fisik, tetapi juga penderitaan atau tekanan secara mental. Apapun bentuknya, hal yang terpenting adalah respon kita terhadap penderitaan itu. Bisakah kita menerimanya dengan sukacita? Bisakah kita tetap berdoa dan memuji Tuhan dalam keadaan menderita?
Paulus dan Silas telah menunjukkan bahwa hal itu bisa dilakukan. Mengalami penderitaan untuk kemuliaan Tuhan bukanlah hal yang menakutkan, apalagi memalukan. Di dalam Alkitab kita telah melihat bahwa banyak orang benar yang hidup menderita. Tetapi, oleh kasih karunia dan penyertaan Tuhan, mereka mampu melewatinya, seperti Ayub, Daniel, dan ketiga sahabatnya.
Tidak menutup kemungkinan bahwa orang-orang benar menderita sampai mati, seperti para rasul. Itu pun seharusnya bukan masalah. Bagaimanapun juga, semua orang pada akhirnya akan mati. Kita tidak menaruh pengharapan di dunia ini. Di dalam surat
Kiranya renungan ini dapat membantu kita untuk merespon penderitaan secara benar agar di tengah penderitaan kita tetap setia dan berdiri teguh dalam iman dan pengharapan kepada Tuhan.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Gerakan Membaca Alkitab
Kisah Para Rasul 16:25-34
Pelajari lebih mendalam tentang ayat bacaan hari ini
-
Kisah Para Rasul 16:25-34
25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.26 Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.27 Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri.28 Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: ”Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!”29 Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas.30 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: ”Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?”31 Jawab mereka: ”Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”32 Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.33 Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis.34 Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.
Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?
