SAUH BAGI JIWA
Keadilan Tuhan
“Berkatalah aku dalam hati: ”Allah akan mengadili baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya” (Pengkhotbah 3:17)
“Berkatalah aku dalam hati: ”Allah akan mengadili baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya” (Pengkhotbah 3:17)
Pernahkah kita mengalami ketidakadilan? Ketika adik yang masih kecil merengek minta sesuatu, walau sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan, namun orangtua kita mengabulkannya. Sedangkan ketika kita benar-benar membutuhkan sesuatu, yang kita rasa penting, tidak dibelikan. Lalu ketika adik kecil kita menangis, orangtua pun selalu membela adik kecil itu, dan menyalahkan serta memarahi diri kita. Padahal, adik kecil kita yang mencari masalah dan terjatuh dengan sendirinya. Rasanya tidak adil, bukan?
Contoh lainnya, saat kita berada di tempat kerja. Dalam penugasan tim kerja, kita memiliki seorang rekan kerja yang kurang bertanggung jawab. Sehingga seringkali, demi mencapai target, kitalah yang bekerja lebih banyak daripada dirinya. Tetapi, karena rekan kerja tersebut lebih pandai berkomunikasi, dialah yang lebih menonjol dan mendapatkan kredit dari atasan. Rasanya tidak adil, bukan?
Atau sebagai seorang pengikut Tuhan yang saleh, kita selalu giat beribadah dan setiap hari berdoa. Tetapi rasa-rasanya begitu banyak masalah yang datang bertubi-tubi dan tak kunjung usai. Tetapi teman kita, yang rasa-rasanya tidak pernah beribadah dan menjalani hidupnya tanpa rasa takut akan Tuhan, justru hidupnya jauh lebih nyaman. Rasanya tidak adil, bukan?
Demikianlah, pemazmur juga pernah merasakan ketidakadilan dalam hidupnya: “Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain” (Mzm 73:3-5).
Merasakan ketidakadilan, kita dapat menjadi putus asa dan kecewa. Tetapi Firman Tuhan pada hari ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah hakim yang Adil. Ia akan mengadili baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya.
Mari kita renungkan kisah Ayub, bukankah ia seorang yang sangat saleh? Namun Tuhan menguji dia dan mengambil seluruh harta dan keluarganya. Bahkan, Tuhan mengijinkan dia terkena penyakit barah yang busuk. Dalam penderitaannya yang begitu berat, Ayub pun merasakan ketidakadilan. Tetapi setelah melewati semuanya, Ayub pun kemudian memahami dan berkata, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.”
Jika hari ini, kita pun merasakan ketidakadilan, tetaplah bersabar dan berserah kepada Tuhan. Ingatlah bahwa hal ini merupakan sebuah bagian dalam proses pendewasaan rohani kita. Kiranya seperti Ayub, dengan menjalani semuanya ini, kita akan dibentuk semakin mengenal Dia, dan menjadi semakin serupa dengan Kristus. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.