“Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea” (Kisah Para Rasul 11:29)

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah membuka mata kita bahwa roda kehidupan dapat berbalik sedemikian rupa. Bisnis yang sebelumnya begitu stabil dan menghasilkan keuntungan besar setiap bulannya, dalam sekejap dapat menjadi bangkrut. Seseorang yang mempunyai posisi tinggi di suatu perusahaan, dalam waktu singkat dapat kehilangan pekerjaannya, dikarenakan perusahaan tempat dia bekerja tidak lagi mampu membayar gaji karyawan. Tidak sedikit yang harus banting setir dan mencari pekerjaan lain, demi mencukupkan kebutuhan hidup yang terus berjalan. 

Namun di balik itu semua, ada juga kebaikan yang terjadi. Di lingkungan tempat tinggal om saya, ketika ada yang terpapar Covid-19, semua tetangga begitu kompak bahu-membahu, saling membantu satu sama lain. Ketika om saya sekeluarga terjangkit virus tersebut, setiap hari ada saja tetangga yang mengirimkan sembako untuk dimasak, makanan siap makan, dan juga obat-obatan.

Di gereja tempat saya beribadah, mereka juga membentuk satgas Covid-19 yang siap membantu ketika ada jemaat yang terpapar virus tersebut. Walau ada resiko terpapar, orang-orang ini tidak segan-segan masuk ke dalam rumah jemaat yang sedang sakit, dan memberikan bantuan berupa tabung oksigen, obat-obatan, dan juga makanan. Ketika ada jemaat yang membutuhkan donor plasma darah, mereka mengirimkan pesan ke seluruh jemaat untuk bisa mendapatkan donornya. Betapa indahnya kasih persaudaraan antar jemaat yang dirasakan ketika pandemi Covid-19 melanda. Jemaat-jemaat tanpa pamrih saling membantu satu sama lain. 

Demikianlah dalam perikop hari ini, dikisahkan bagaimana jemaat pada masa awal saling membantu satu sama lain. Ketika murid-murid mendengar kabar bahwa akan ada kelaparan besar di seluruh dunia. Mereka segera mengumpulkan sumbangan sesuai dengan kemampuan mereka, lalu mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea dan kepada penatua-penatua.

Hari ini, pandemi telah berlalu. Tetapi alangkah indahnya jika kasih persaudaraan seperti ini dapat terus dirasakan dalam kehidupan kita. Ketika ada yang sakit, kiranya kita dapat memperhatikan dan mendoakannya. Ketika ada saudara yang sedang kesulitan, marilah kita bantu sebisa kita. Ketika ada yang lemah, kita boleh menguatkannya melalui Firman Tuhan. 

Seperti dalam surat 1 Yohanes 3:11, sang penulis menjelaskan, “Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi.” Karena itu, marilah kita terus melaksanakan kasih persaudaraan yang hangat ini kepada semua orang, kepada keluarga, teman, rekan, dan juga saudara-saudari kita seiman. Tuhan menyertai kita semua.