“Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain. Seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya“ (Kisah Para Rasul 2:4)

Sejak kecil saya dan kakak adik sudah berkebaktian sekolah minggu di  Gereja Yesus Sejati, diajak oleh tetangga. Dikarenakan orang tua dan keluarga kami tidak ada satupun yang beragama Kristen, jadi kami hanya boleh pergi kebaktian, namun tidak boleh dibaptis. Beberapa kali kami, para murid sekolah minggu, diminta untuk mempersembahkan pujian pada KKR di malam hari. Ketika datang, kami melihat banyak jemaat berdoa dengan bahasa roh. Melihat mereka berdoa, saya yang masih belum mengerti, berpikir bahwa untuk berdoa dengan bahasa roh, saya juga bisa menirukannya. Waktu itu, saya tidak percaya akan adanya Roh Kudus. Namun seiring berjalannya waktu, ketika tumbuh sebagai remaja, kami makin banyak mengenal kebenaran tentang Roh Kudus. Para hamba Tuhan menjelaskan bahwa orang yang menerima Roh Kudus akan berbahasa lidah, mengatakan kata-kata yang tidak dimengerti. Seperti dalam ayat di atas, ketika para rasul pertama kali menerima Roh Kudus, mereka pun berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain. Dengan menerima Roh Kudus, menjadikan kita anak Allah.  Setelah mendengar kebenaran itu, dengan penuh kesungguhan hati saya pun berdoa memohon Roh Kudus. Dan Tuhan pun mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada saya. Pada waktu menerima Roh Kudus, tubuh saya bergetar dan saya dapat berbahasa lidah. Peristiwa itu membuat saya menangis terharu akan kasih Tuhan dan saya memohon ampun karena sebelumnya saya tidak percaya.

Dalam Kisah Para Rasul 19:1–8, mengisahkan ketika Paulus berada di Efesus, dia menjumpai beberapa orang murid. Paulus bertanya kepada mereka “Sudahkan kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?” Mereka menjawab, “Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus.“ Kemudian rasul Paulus menumpangkan tangan diatas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa Roh dan bernubuat. Dari sini kita bisa memahami, ternyata ketika kita sudah percaya Tuhan sekalipun, kita tidak otomatis sudah mendapat Roh Kudus. Roh Kudus harus diminta. Maka Roh Kudus pun akan dikaruniakan kepada kita secara khusus, sebagai meterai menjadi anak Allah. 

Di Kaisarea, ada seorang perwira pasukan Italia yang bernama Kornelius. Alkitab mencatatkan bahwa Kornelius ini seorang yang saleh. Ia beserta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia juga banyak memberi sedekah serta senantiasa berdoa kepada Allah. Ketika itu, Tuhan berfirman kepadanya untuk bertemu dengan rasul Petrus, yang kemudian menceritakan tentang Yesus sebagai Juruselamat kepadanya. Dikatakan, ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus kepada semua orang yang mendengar pemberitaan itu dan semuanya sangat heran karena Roh Kudus dicurahkan pada bangsa-bangsa lain juga. Sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa Roh dan memuliakan Allah. Kornelius bukanlah keturunan Yahudi, namun ia pun dapat menerima Roh Kudus. Artinya, Roh Kudus dapat dicurahkan kepada siapapun yang mendapat kasih karunia Allah. 

Roh Kudus adalah Roh Penolong dan Roh Penghibur yang Tuhan Yesus janjikan untuk menyertai kita mengarungi dunia yang gelap ini. Tanpa Roh Kudus, kita akan mudah sekali menjadi lemah dan terjatuh dalam iman kita. Karena itu, marilah yang belum menerima Roh Kudus, mohonlah Roh Kudus-Nya. Ucapkan ”Dalam nama Tuhan Yesus berdoa”, lalu katakan “Haleluya, haleluya!”. Terus memohon dengan tidak putus-putusnya, sampai Tuhan mencurahkan kepenuhan Roh Kudus pada kita.  Haleluya! Amin!